Mbak Bivitri Anggap Jokowi Merusak Demokrasi dengan Politik Dinasti

Selasa, 03 Oktober 2023 – 19:25 WIB
Diskusi publik mengangkat tema 'Dinasti Politik Jokowi' di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangsel. Foto: Rah Mahatma Sakti/JPNN.com

jpnn.com, TANGSEL - Akademisi Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera Bivitri Susanti menilai Presiden Joko Widodo atau Jokowi tengah membangun politik dinasti.

Menurut Bivitri, apa yang dilakukan Jokowi merusak tatanan demokrasi yang telah dibangun pascareformasi 1998.

BACA JUGA: SBY Menemui Jokowi, Demokrat Misterius

"Pertanyaannya, apakah politik dinasti Jokowi merusak demokrasi? Jawabannya iya," kata Bivitri dalam diskusi publik mengangkat tema 'Dinasti Politik Jokowi' yang diadakan Dema Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Forum Mahasiswa Ciputat (Formaci), Selasa (3/10).

Dia menjelaskan ada empat faktor terjadinya politik dinasti, pertama yaitu cara berpolitik yang top-down.

BACA JUGA: MK Kabulkan Penarikan Gugatan Usia Minimal Capres-Cawapres

Kedua, pencalonan caleg-capres yang elitis dan tertutup.

"Dalam konteks capres-cawapres, persoalannya adalah ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold)," katanya.

BACA JUGA: Kronologi Kecelakaan Mengerikan di Exit Tol Bawen yang Menewaskan 4 Orang

Kemudian terjadinya faktor politik dinasti yang ketiga ialah kegagalan parpol dalam melakukan kaderisasi.

"Saya ambil contoh, dalam pencalonan caleg mantan koruptor. Ini menunjukkan partai politik gagal dalam melakukan kaderisasi. Memangnya tidak ada yang lain diusulkan jadi caleg. Masih banyak anak-anak muda," kata dia.

Keempat, kata Bivitri, jaringan kekuasaan menyebar pada kelompok tertentu.

Kemudian kekuasaan absolut pada satu jabatan.

"Nah, yang terakhir ini kurangnya pendidikan pemilih. Di sini tugas kita, mahasiswa dan masyarakat memberikan pemahaman," kata peneliti Hukum Tata Negara itu.

Sementara itu, Direktur Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menyatakan anak dan menantu Jokowi menjadi wali kota telah membangun dinasti.

"Ada orang yang menyebutkan, Megawati dan Soekarno juga membangun dinasti. Tidak, ini beda. Karena Soekarno sudah lengser baru Megawati terjun ke politik. Dinasti itu kalau lagi menjabat, kemudian anak dan istrinya masuk ke politik, seperti sekarang," kata Ray Rangkuti. (rhs/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tepis Anggapan Netizen, Najwa Shihab Tidak Tersinggung Ucapan Ganjar


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler