jpnn.com - SEMARANG – Peningkatan sumber daya manusia (SDM), baik kualitas maupun kuantitas menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, pada 2024.
Hal tersebut dikatakan Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu terkait dengan fokus program kerja 2024.
BACA JUGA: Menteri Anas Singgung Penyelesaian Honorer 2024, PPPK 2023 Banyak Masalah
"Bagi kami, Pemkot Semarang, PR pada 2024 itu SDM. Di samping infrastruktur, itu pasti ada, kemudian pendidikan dan kesehatan," kata Hevearita di Semarang, Senin (1/1).
Hevearita mengatakan, jumlah SDM di jajaran Pemkot Semarang dari tahun ke tahun makin berkurang dengan adanya pegawai negeri sipil (PNS) yang pensiun, sedangkan rekrutmen tidak diselenggarakan setiap tahun.
BACA JUGA: 2 Momen Tepat Honorer Berteriak soal Sistem Kontrak PPPK, Bu Heti Pernah Lantang
Meskipun ada SDM baru, kata dia, kompetensinya tentu tidak bisa disamakan dengan mereka yang sudah lama berkecimpung di bidang pekerjaannya sehingga perlu dilakukan peningkatan kompetensi.
"Orang-orang dengan kompetensi yang sudah ada makin berkurang, sementara orang baru kan enggak bisa segera menggantikan mereka yang sudah kompeten," kata Mbak Ita, sapaan akrab Hevearita.
BACA JUGA: Program Guru Penggerak Picu Konflik, Sejuta PPPK Sisakan P1, Negara Harus Ganti Rugi
Apalagi, kata Mbak Ita, saat ini perekrutan SDM baru kebanyakan untuk jalur Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan kompetensi yang terbatas, seperti kesehatan dan pendidikan.
"(Rekrutmen) CPNS setahun sekali, dulu malah sempet enggak ada. Sekarang yang banyak PPPK, dan lebih banyak tenaga kesehatan dan pendidikan," kata Mbak Ita.
Di sisi lain, kata dia, Pemkot Semarang banyak membutuhkan tenaga teknis, misalnya ahli lansekap, arsitek, hingga ahli pembangunan jalan dan jembatan untuk pembangunan infrastruktur.
Karena itu, diakuinya, butuh strategi dan perencanaan matang yang akan dikoordinasikan dengan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Semarang untuk mengatasi potensi kekurangan SDM.
"Ini kan (pejabat) eselon 2 dan 3 banyak yang sudah pensiun. Semakin lama SDM kan semakin berkurang. Makanya, harus ada manajemen, seperti apa perencanaannya," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu