jpnn.com - JAKARTA - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani terus menyuarakan pentingnya revolusi mental. Menurutnya, salah satu institusi yang punya peran penting untuk mensukseskan revolusi mental adalah lembaga pendidikan.
Berbicara pada forum ilmiah dan seminar internasional di Fakultas Ilmu Pendidikan-Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo, Rabu (9/9), Puan mengatakan, Indonesia bisa melakukan lompatan dalam pembanguna manusia melalui revolusi mental. Syaratnya adalah keberadaan tenaga-tenaga pendidik dengan kualitas terbaik untuk membentuk karakter.
BACA JUGA: Halo Bapak dan Ibu Guru! Standar UKG Naik Jadi 5,5
“Banyak pengalaman di negara lain dengan memajukan pendidikan karakter bangsa, maka bangsa tersebut akan menjadi lebih maju dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan budaya. Itulah sebabnya kita harus memperkuat pembangunan karakter bangsa,” katanya sebagaimana dikutip dari siaran pers Kemenko PMK.
Ia menambahkan, pemerintahan Joko Widodo menyuarakan revolusi mental demi perbaikan karakter bangsa. Ia menegaskan, kunci keberhasilan revolusi mental sebagai gerakan bersama adalah pendidikan.
BACA JUGA: Alumni IPDN Ancam Polisikan Ahok
Terlebih, dalam tiga dasawarsa lagi Indonesia akan memasuku satu abad kemerdekaan. “Pendidikan menjadi kunci untuk mengantarkan bangsa Indonesia sukses memasuki dekade strategis,” tandasnya.
Hanya saja cucu Proklamator Ri Soekarno itu juga melihat tantangan berat bagi dunia pendidikan nasional saat ini. Misalnya, angka putus sekolah di kalangan usia wajib belajar karena faktor ekonomi, budaya maupun geografi.
BACA JUGA: Ahok Ingin IPDN Dibubarkan, Ini Komentar Pak Profesor
Selain itu, tingkat pendidikan tenaga kerja juga masih didominasi lulusan sekolah dasar (SD). Merujuk catatan tahun 2013, 50 persen tenaga kerja hanya berpendidikan SD.
Puan pun berharap agar para pendidik menjadi bagian utama untuk mencapai pembangunan manusia seutuhnya. Karenanya, lanjutnya, seluruh anak bangsa harus memperoleh pendidikan.
Puan menegaskan bahwa pemerintah menerapkan kebijakan pendidikan untuk semua atau education for all. “Dari Sabang sampai Marauke, dari Sangir hingga Pulau Rote,” ucapnya.
Ia menegaskan kebijakan itu buka untuk pencitraan. “Tapi pendidikan adalah upaya untuk membangun kepribadian anak bangsa agar memiliki ketahanan budaya berlandaskan Pancasila,” ujarnya.(ara/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Akui Ada Alumni IPDN Bermental Priyayi
Redaktur : Tim Redaksi