jpnn.com, MUARA BELITI - Suprihatin, 52, warga Dusun V, Desa E Wonokerto, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Musi Rawas, Sumsel, yang menjadi salah satu saksi kasus pembunuhan tiba-tiba jatuh pingsan usai menjalani rekonstruksi pada Selasa (28/9) pagi.
Suprihatin adalah saksi yang pertama kali menemukan jasad korban Wulan Nofia, 22, tergeletak dalam rumah eks konter yang berada tepat di depan rumahnya.
BACA JUGA: Tak Ada Toleransi Lagi Bagi 6 Oknum Polisi Ini, Langsung Dipecat Tidak dengan Hormat
Sebenarnya Suprihatin enggan mengikuti rekonstruksi tersebut, karena tersangka pembunuhan tersebut adalah anaknya sendiri Bagus Triatmaja, 23.
Tetapi sebagai warga negara yang baik ia pun bersedia ikut dalam adegan rekonstruksi.
BACA JUGA: Briptu IMP Bareng Debt Collector Menagih Utang, Pamer Pistol, Perintah Kapolda Tegas
Pantauan di lapangan Suprihatin melakukan rekonstruksi di adegan 25 dan 26, yakni saat ia menyiram bunga, sehingga mencium aroma busuk dan adanya lalat keluar dari bekas konter.
Kemudian ia pun kemudian masuk dan mengecek ke dalam ternyata ada mayat. Usai rekonstruksi, Suprihatin pun pingsan, melihat hal ini anak bungsunya yang perempuan pun menangis. Lalu Suprihatin dibantu keluarga dan warga digotong masuk rumah.
BACA JUGA: Motif Pria yang Bunuh Syahbila Siswi SMP Secara Sadis Terungkap, Bikin Geleng Kepala
“Kami sama sekali tidak tahu. Tahunya saat ibunya menyiram kembang. Setelah tahu ada mayat, makanya kami laporkan ke Kades,” jelas Sutrisno, ayah tersangka Bagus.
Sutrisno menyerahkan sepenuh kasus ini ke polisi. “Silahkan diproses hukum. Kami serahkan ke polisi,” jelasnya.
Sutrisno dan istrinya Suprihatin ada di dalam rumahnya, saat petugas sudah ramai hendak melakukan rekonstruksi pembunuhan, Selasa (28/9) pagi.
Sutrisno dan Supriyatin adalah orang tua dari tersangka Bagus Triatmaja.
Bagus diduga membunuh Wulan Nofia warga RT 5, Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Lubuklinggau Selatan II, Kamis (23/9/2021) sekitar pukul 01.00 WIB di bekas konter depan rumah orang tua bagus.
Sutrisno bercerita ia sama sekali tidak menyangka anaknya melakukan pembunuhan. “Dia dulu memang pernah kasus maling motor, dihukum setahun delapan bulan, tetapi saya tidak menyangka ia membunuh,” jelasnya.
Bagus yang hanya tamat SMP, dijelaskan Sutrisno setelah melakukan pembunuh justru bertingkah seperti biasanya.
“Bahkan saat ibunya menemukan mayat, saya melapor ke Pak Kades. Kemudian dia ditelpon ibunya supaya pulang. Ia pun pulang kemudian ditangkap polisi,” jelasnya
Sutrisno menyerahkan sepenuh kasus ini ke polisi. “Silahkan diproses hukum. Kami serahkan ke polisi,” jelasnya.
Diketahui tersangka Bagus adalah anak pertama dari dua bersaudara. Sementara itu ia juga memiliki dua orang saudara tiri, yakni anak Sutrisno dari istri terdahulu.
Kasus pembunuhan sempat membuat geger warga Desa E Wonokerto Kecamatan Tugumulyo Kabupaten Musi Rawas. Warga sama sekali tidak menduga kalau pelakunya adalah Bagus Triatmaja.
“Kami tidak menyangka. Lah, pagi Kamis itu Bagus masih sempat beli rokok di warung saya. Jumat juga beli ketengan,” kata seorang ibu pemilik warung tidak jauh dari rumah tersangka Bagus.
Dia mengakui kenal Bagus dari kecil. Menurutnya Bagus tidak terlalu nakal, ya seperi kenakalan pemuda umumnya. Tetapi memang Bagus sempat masuk penjara dalam kasus pencurian sepeda motor.
Kades E Wonokerto Hermanto menjelaskan, tetangga sebelah bekas konter tempat mayat Wulan Nofia pun sama sekali tidak menduga.
“Sebelah bekas konter pas, rumah Pak Sugeng. Dia dan keluarganya sama sekali tidak menduga,” kata Kades, Selasa (28/9).
Memang Sabtu (25/9) sore sebelum mayat Wulan ditemukan, keluarga Sugeng mencium bau busuk. Tetapi tidak menduga kalau mayat manusia.
BACA JUGA: Briptu IMP Berkomplot dengan Debt Collector Menagih Utang, Pamer Pistol, Perintah Kapolda Tegas
“Dikira bangkai ikan yang dibawa kucing,” katanya di sela-sela rekonstruksi. (cj17/sumeks.co)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean