MBKM Kemendikbudristek Berdampak Positif, Perguruan Tinggi Tunggu Apa Lagi?

Jumat, 25 Agustus 2023 – 23:21 WIB
Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan pada 2020 lalu telah memberikan manfaat kepada ratusan ribu mahasiswa. Foto dok. PPKM

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diluncurkan pada 2020, membuka kesempatan bagi lebih dari 760 ribu mahasiswa mengikuti kegiatan pembelajaran di luar kampus melalui program unggulan atau flagship yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Juga program-program yang diselenggarakan secara mandiri oleh perguruan tinggi di seluruh Indonesia.

BACA JUGA: FH UPN Veteran Jakarta Gelar Workshop Magang Program MBKM, Ini Narasumbernya

Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka (PPKM) Gugup Kismono mengatakan dampak positif implementasi MBKM telah dirasakan langsung oleh para mahasiswa. 

Survei yang dilakukan terhadap alumni program flagship menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami peningkatan kompetensi mulai dari kompetensi terkait manajemen diri, komunikasi interpersonal, kepemimpinan, hingga kepercayaan diri.

BACA JUGA: Universitas Mercu Buana Siap Laksanakan MBKM dan IKU

Di samping itu, program Kampus Merdeka juga terbukti menghasilkan dampak ekonomi, sosial, dan kelembagaan. 

"Ini menimbulkan optimisme akan keberlanjutan kebijakan yang menjadi sebuah upaya sinergis untuk mentransformasi penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia serta menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing," kata Gugup Kismono saat membuka kegiatan Media Gathering Kampus Merdeka di Jakarta, Jumat (25/8).

BACA JUGA: Gandeng Konsorsium 37 Perguruan Tinggi Kristen, Ukrida Pelopori MBKM Mandiri 

Dia menambahkan mitra untuk program magang, misalnya, membuka lowongan yang makin banyak. Sebab, mereka menilai bahwa ada manfaat signifikan yang diperoleh saat mahasiswa magang. Mahasiswa pun tentunya mendapatkan manfaat yang luar biasa.

Dia optimistis aktivitas yang dilakukan mahasiswa di luar program studi melalui MBKM tidak akan mengurangi capaian pembelajaran mereka di kampus.

Hak belajar di luar kampus selama tiga semester, yang dimungkinkan kebijakan MBKM, menurutnya justru menghadirkan pilihan yang lebih beragam bagi mahasiswa untuk menyalurkan minat sekaligus memperkuat kompetensi.

Sejalan dengan makin meningkatnya kesadaran akan dampak positif pelaksanaan MBKM, dia berharap lebih banyak perguruan tinggi akan menyelenggarakan program MBKM Mandiri.

"MBKM diharapkan bukan hanya berhenti pada program tetapi menjadi gerakan. Gerakan ini kalau bisa diakselerasi dan disebarluaskan akan menjadi sebuah budaya pembelajaran yang lebih inovatif,” tuturnya.

Pada acara temu media ini, para pimpinan PPKM menyampaikan paparan terkait capaian dan dampak implementasi MBKM, khususnya melalui enam program flagship yang diselenggarakan Kemendikbudristek.

Keenam program tersebut adalah Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Kampus Mengajar, Praktisi Mengajar, dan Wirausaha Merdeka.

Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat) misalnya, dapat menjadi kendaraan mobilitas vertikal mahasiswa karena 36% peserta berasal dari keluarga kurang mampu, 57.64% memiliki orang tua yang tidak pernah kuliah sebelumnya dan 10.72% memiliki orang tua yang hanya lulusan SD atau tidak lulus SD sama sekali. 

Program MSIB memberikan peluang kepada mahasiswa untuk mendapatkan kesempatan atau tawaran kerja setelah mengikuti program, terbukti dari pengalaman sejumlah alumni program yang memperoleh tawaran pekerjaan dari mitra magang atau studi independen, bahkan sebelum mereka lulus dari perguruan tinggi. 

Selain bermanfaat bagi para mahasiswa selaku peserta program, pemangku kepentingan terkait juga merasakan dampak positif dari pelaksanaan program.

Untuk Program Kampus Mengajar, manfaat pelaksanaan program dirasakan oleh sekolah sasaran, utamanya pada peningkatan capaian pembelajaran literasi numerasi dengan metode pembelajaran inovatif yang dihadirkan oleh para mahasiswa. 

“Lebih dari 89% Kepala Sekolah dan Guru Pamong setuju bahwa program KM berkontribusi membuat murid menjadi lebih semangat, lebih bahagia serta terinspirasi bekerja di bidang keahlian tinggi,” terang Wakil Ketua III Pelaksana Program, Amirmahmud Saatari.

Untuk memperkuat sinergi berbagai pemangku kepentingan dalam menjaga keberlangsungan MBKM, pada tahun ini Kemendikbudristek akan kembali menyelenggarakan Kampus Merdeka Fair untuk kali kedua. Tahun ini, Kampus Merdeka Fair akan menyambangi tiga kota.

“Agenda Kampus Merdeka Fair akan dimulai pada 31 Agustus mendatang di Kota Semarang, dan akan dilanjutkan ke dua kota selanjutnya,” imbuhnya.

Kepala Bidang Kampus Merdeka Mandiri Dessy Aliandrina mengatakan inovasi MBKM sejalan dengan tanggung jawab perguruan tinggi untuk mentransformasi mahasiswa, melalui berbagai program, menjadi lulusan yang relevan dengan dunia kerja dan karya, terutama yang pendukung pengembangan sektor prioritas daerah.

"Makin relevan para lulusan suatu perguruan tinggi berarti kian relevan pula kehadiran perguruan tinggi pada lingkungan dan zamannya,” pungkas Dessy Aliandrina. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler