Perusahaan raksasa makanan cepat saji asal Amerika Serikat, McDonald's mengatakan akan bekerja dengan sepuluh produsen daging sapi terbaiknya untuk mengurangi jumlah antibiotik yang digunakan dalam dagingnya.
Dalam sebuah pernyataan, McDonald's menetapkan "target mengurangi antibiotik yang secara medis penting dengan pangsa produsennya" pada tahun 2020.
BACA JUGA: Rute Baru Australia Utara - Bali Akan Dimulai Akhir 2019
Kebijakannya ini telah dikembangkan selama 18 bulan terakhir lewat konsultasi dengan "sejumlah pakar yang saling terkait", termasuk dokter hewan, pakar kesehatan masyarakat, dan produsen daging sapi.
McDonald's mengatakan langkah yang diambilnya sebagai upaya membantu menjaga keefektifan antibiotik bagi kesehatan manusia dan hewan di masa depan.
BACA JUGA: PM Australia Kunjungi Tentaranya di Irak Untuk Ucapkan Terima Kasih
Perwakilan industri daging sapi Australia menyambut baik langkah dan transisi yang akan dilakukan McDonald's.
Ketua kelompok kerja program sapi berkelanjutan, Tess Herbert, mengatakan Australia sudah siap untuk pengambilan kebijakan baru ini, karena banyak industri yang sudah menggunakan metode alternatif.
BACA JUGA: Kota Perth Pasang Kamera CCTV Berteknologi Pengenalan Wajah
"Industri daging sapi sangat sadar bahwa konsumen kami khawatir dengan antibiotik yang kita gunakan" ujar Tess.
"Secara lokal, kami akan bermitra dengan para produsen Australia untuk mengumpulkan informasi soal penggunaan antibiotik saat ini," seperti yang tertulis dalam pernyataan McDonald's.
Will Wilson, ketua dewan ternak dari perusahaan perternakan Agforce di negara bagian Queensland, mengatakan industri sapi tentu senang menanggapi kebijakan ini. Namun menurutnya, kesejahteraan hewan masih harus tetap menjadi prioritas.
"Saya berharap nantinya setelah ini kita dapat membuat produk yang mereka inginkan dan bisa kita hasilkan," kata Will. Photo: McDonald's mengakui pengunaan antibiotiknya telah berulang kali mendapat peninjauan. (SAWA Pastoral Co: ABC Rural)
Level antibiotik pada ternak Australia rendah
Pakar mikrobiologi, Ian Jenson, yang juga manajer lembaga daging dan ternak Australia (MLA) mengatakan dari penelitian yang dilakukan lembaganya diketahui tingkat antibiotik pada perternakan Australia relatif rendah.
"Kita bertujuan untuk terus melanjutkan tingkat resistensi antibiotik di peternakan Australia dan kita harap angkanya akan tetap rendah."
Dr Jenson mengatakan penelitian yang terus dilakukan akan meneliti lebih jauh masalah bakteri dan kaitannya pada penyakit menular di peternakan.
"Penelitian ini akan memberikan gambaran lebih baik soal antibiotik mana yang sebaiknya dipakai dan bagaimana kita melakukannya."Penyebab resistensi antibiotik
Beberapa penyebab resistensi antibiotik pada manusia telah dikaitkan dengan produk hewan yang diproses dengan antibiotik.
"Ada beberapa kasus sulit di luar negeri, dimana mereka yakin antibiotik pada hewan merupakan faktor yang berkontribusi terhadap resistensi antimikroba pada pasien, namun hasilnya belum berakhir," kata Dr Jenson.
Faktor utama yang berkontribusi terhadap ancaman global resistensi antimikroba adalah konsumsi antibiotik yang berlebihan pada manusia.
Will sebagai ketua dewan ternak mengatakan dirinya yakin jenis kebijakan yang diperkenalkan oleh McDonald's akan membantu citra daging sapi premium Australia akan menonjol di antara para pesaingnya.
"Jika orang menginginkan produk yang bersih, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, Australia akan menonjol."
Simak laporannya dalam bahasa Inggris disini.
Ikuti berita-berita lainnya dari ABC Indonesia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Sydney Dipenjara 5 Tahun Karena Kasus Spionase Di UEA