jpnn.com - Danur 2: Maddah terus menunjukkan kesuksesan. Hingga Sabtu malam (7/4), sekuel dari Danur: I Can See Ghost (2017) itu sudah ditonton 1,85 juta kali. Angka itu terus bertambah lantaran film yang dirilis pada 28 Maret tersebut masih ’’bergentayangan’’ di bioskop.
’’Kalau stabil, besok (hari ini, Red) sudah sampai angka 2 juta,’’ ujar sutradara Awi Suryadi dengan yakin, Minggu (8/4).
BACA JUGA: Prilly Tak Bisa Move On dari Danur
Hype film yang dibintangi Prilly Latuconsina itu tidak hanya tecermin dari tiket yang terjual, tetapi juga di media sosial. Kerja tim promosi sukses membuat jagat maya dipenuhi hal-hal yang berbau Danur 2.
Misalnya, challenge untuk berdandan seperti Ivanna, salah satu hantu. Warganet pun merespons itu dengan mengunggah foto-foto dandanan superseram atau superkocak mereka.
BACA JUGA: Prilly Latuconsina Pengin Coba Peran Lain
Produser Manoj Punjabi tentu happy. ’’Saya mau menunjukkan film sekuel juga bisa sesukses, bahkan lebih sukses dari film pendahulunya,’’ tutur Manoj.
Dengan jumlah penonton yang terus bertambah, Manoj sudah ancang-ancang untuk membuat Danur menjadi semacam franchise. Dia menyiapkan sekuel dan spin-off.
BACA JUGA: Prilly Latuconsina Rela Dipeluk Hantu Kecil
Dalam waktu dekat, produksi spin-off pertama universe Danur segera dimulai. Yakni, Asih, hantu jahat di film pertama yang meneror keluarga Risa. ’’Selanjutnya bakal ada spin-off lagi tentang beberapa hantu yang muncul di Danur,’’ kata Manoj.
Lalu, apa yang bikin Danur 2: Maddah laris manis? Banyak faktornya. Menurut Awi, salah satu yang paling berpengaruh adalah penggarapan yang lebih bagus.
Awi mengungkapkan, MD Pictures memberikan bujet yang lebih besar daripada film pertama. Yakni, mencapai.... Karena itu, Danur 2 terasa lebih elaboratif. Mulai jalan cerita, tokoh, lokasi, hingga hal-hal teknis.
Dari segi cerita, adaptasi novel berjudul Maddah itu memang lebih kompleks dan menegangkan. Film masih berceria tentang Risa (Prilly) yang beradaptasi dengan kemampuan indigonya.
Sayangnya, bukan hanya sahabat hantu yang bertambah. Risa juga harus berhadapan dengan beberapa hantu lain. Salah satu di antaranya, hantu jahat.
Si hantu jahat meneror pamannya, Achmad (Bucek Depp). ’’Penampakan hantu di Danur 2 lebih banyak dan munculnya juga lebih intens,’’ kata Awi.
Skenario digodok cukup lama. Lele Laila, screenwriter, butuh waktu enam bulan dengan 12 kali revisi. Risa Saraswati sebagai penulis novel Maddah disertakan untuk memberikan arahan dan masukan.
Setting lokasi pun makin banyak sehingga film tidak membosankan. Kuburan, rumah sakit, rumah tua Achmad, dan juga pohon angker tempat Risa bertemu dengan hantu ditampilkan seiring dengan berjalannya film. Kru sampai harus mengatur ulang lokasi agar nuansa seramnya lebih dapat.
Teknik sinematografi Awi turut mendukung penguatan unsur horor. Dia memperbanyak shot di lokasi yang minim cahaya sehingga ruang gelap lebih terlihat. Itu membuat adegan lebih mencekam dan intens. Juga mengambil angle gambar dengan posisi kamera miring.
’’Itu semua didukung dengan kamera yang lebih canggih berkat tambahan bujet,’’ kata Awi. Faktor penentu lain, akting Prilly sebagai Risa makin menunjukkan kematangannya. (len/c4/na)
Danur Universe
Asih
Tayang : Juli 2018
Menceritakan latar belakang Asih, hantu jahat di Danur: I Can See Ghost. Syuting akan dimulai bulan depan.
Danur 3 : Sunyaruri
Tayang: Maret 2019
Film terakhir trilogi Danur yang diadaptasi dari novel Sunyaruri karya Risa Saraswati.
Canting
Tayang: TBA
Canting merupakan hantu yang juga muncul di Danur: I Can See Ghost. Seperti apa sosoknya? Tonton sendiri filmnya.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rudy Habibie Sabet Penghargaan Internasional, Produser Mulai Bicara Oscar
Redaktur & Reporter : Adil