Rudy Habibie Sabet Penghargaan Internasional, Produser Mulai Bicara Oscar

Jumat, 18 Agustus 2017 – 05:01 WIB
Poster Rudy Habibie. Foto: MD Pictures

jpnn.com - Film biografi presiden Republik Indonesia ke-,3 BJ Habibie berjudul Rudy Habibie mengharumkan nama Indonesia di kawasan Asia Pasifik.

Film yang dibintangi Reza Rahardian tersebut menyabet dua penghargaan dalam 57th Asia Pacific Film Festival yakni, best actor dan best music director.

BACA JUGA: Reza Rahadian Sabet Piala Aktor Terbaik Asia Pacific Film Festival 2017

Masing-masing penghargaan diberikan kepada Reza Rahadian (best actor) dan Tya Subiakto (best music director).

Penghargaan tersebut dipersembahkan mereka untuk Indonesia. Khususnya sebagai kado manis HUT kemerdekaan Republik Indonesia ke-72.

BACA JUGA: Dijuluki Bayi Oscar, Ini 7 Kategori yang Berpotensi Dimenangkan Dunkirk

”Yang jelas ini bukan akhir, tapi sebagai awal untuk meningkatkan karier saya ke depan,” ujar Tya Subiakto .

Sementara itu, Reza Rahadian menuturkan, dirinya cukup senang bisa memecahkan telur penyabet aktor terbaik dari festival film sekaliber Asia Pasifik.

BACA JUGA: Tio Pakusadewo: Apanya yang Mau Dituntut? Dia udah Panik Duluan

”Soalnya selama ini Indonesia hanya bisa menyabet aktris terbaik. Ada Christine Hakim, Widyawati, Ria Irawan dan lainnya," ucap Reza.

Dia berharap, selanjutnya ada aktor-aktor Tanah Air lainnya yang mendapat predikat terbaik se-Asia Pasifik.

Wajah produser film Rudy Habibie Manoj Punjabi tak kalah semringah. Tentu saja senyum itu lantaran film produksinya mendapat prestasi internasional.

“Tentu jadi kebanggan khusus untuk saya, Rudy Habibie bisa masuk box office, plus dapat penggahargaan. Dobel dong senangnya,” ujarnya.

Rudy Habibie, kata Manoj, membuktikan bahwa film komersial juga memiliki kesempatan memenangkan penghargaan di festival Indonesia.

Tak hanya film-film yang dibuat dan disipakan untuk dilombakan di festival film. Hal ini menurutnya asal dibuat dengan baik, film komersial pun pantas dilombakan.

Target selanjutnya adalah memenangkan kategori best pictures. Dengan begitu, film Indonesia bisa menempatkan diri di dunia perfilman internasional.

”Dan menurut saya hal itu bisa segera tercapai,” ungkapnya.

Manoj mengungkapkan, produksi film Indonesia sudah layak bersaing. Berbeda dengan 5 sampai 6 tahun lalu yang masih nanggung.

“Pasalnya kala itu hanya ada dua sampai tiga rumah produksi yang mengambil bagian di box office. Nah, sekarang sudah ada enam hingga tujuh rumah produksi,” ungkapnya.

Mengenai genre film yang sedang digandrungi di festival-festival internasional, Manoj mengungkapkan, sebenarnya film komersial susah sekali masuk nominasi.

”Namun, bagi saya pribadi enggak mengkhususkan membuat film untuk festival,” terangnya.

Yang jelas, dia menginginkan membuat film yang bagus agar bisa bersaing. Intinya, industri tetap jalan dan penghargaan adalah bonus.

Kembali soal genre, dia menganalogikan film horor dan komedi agak susah memenangkan Oscar.

”Dua genre ini, berdasar kelokalan. Apalagi komedi. Lelucon di satu negara belum tentu lucu di daerah lain,” tuturnya.

Meski demikian, insan film Indonesia pasti menginginkan menyabet piala Oscar. Saat target adalah Oscar, maka semua pihak mesti terlibat.

Manoj mengungkapkan, film yang bersaing di Academy Award tak hanya asal kirim. Negara pengirim mesti turut mendukung film tersebut.

Agar bisa menang, tentu harus ada publikasi yang dilakukan di sana. ”Untuk publikasi itu tentunya ada uang yang mesti dikeluarkan,” ujarnya.

Selama ini peran pemerintah sendiri sudah mulai terlihat. Sebagai bukti, pada Festival Film Asian Pasifik lalu, ada pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang ikut membantu. (fch)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tio Pakusadewo Prihatin Film Ngawur Bakal Dilarang Tayang


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler