jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) Hery Haryanto Azumi angkat suara tentang keputusan Kementerian Agama (Kemenag) menyusun daftar 200 mubalig yang direkomendasikan kepada masyarakat.
Menurut Hery, memang tidak gampang bagi Kemenag memberikan penilaian terhadap para mubalig.
BACA JUGA: Maaf, Bila Ada Mubalig Tak Nyaman soal Daftar Versi Kemenag
"Kemenag butuh referensi dari berbagai kalangan untuk menentukan mubalig yang patut direkomendasikan sebagai penceramah," kata Hery, Senin (21/5).
Hery menuturkan, jika diminta, MDHW siap membantu Kemenag melengkapi daftar mubalig yang direkomendasi.
BACA JUGA: Setop Debat soal 200 Mubalig! Nih, Menteri Agama Mohon Maaf
"Tentu, MDHW akan menggunakan metode kualifikasi yang benar," tegas pria santun asal Trenggalek, Jawa Timur, itu.
Selain keilmuan tentang agama dan latar belakang, kata Hery, kriteria mubalig yang masuk daftar Kemenag harus memiliki orientasi kebangsaan yang jelas.
BACA JUGA: Simak Perkataan Menyejukkan Mahfud MD soal 200 Mubalig
Namun, bukan berarti mubalig yang disorientasi kebangsaan harus dijauhkan dari masyarakat.
"Ya, penceramah-penceramah yang sering bilang Indonesia thoghut atau kufur tetap harus diakomodasi. Akan tetapi, sebelumnya harus mendapat bimbingan dari kiai sepuh. Dengan harapan semua mubalig dapat memahami bagaimana para ulama dulu ikut mendirikan NKRI," tutur Hery.
Hery juga membenarkan bahwa masih banyak ulama dan habib berkualitas yang tidak masuk daftar mubaligh rekomendasi Kemenag.
"Kami (MDHW) dekat dengan para habib. Mereka tidak masuk list padahal sangat kredibel dan yang pasti mencintai NKRI," tegas Hery.
"Kemenag juga sebaiknya mengakomodasi dai-dai muda sebagai langkah menyiapkan generasi penerus mubalig Indonesia," kata pria berkacamata itu. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenag Diminta Cabut Daftar 200 Mubalig
Redaktur & Reporter : Ragil