jpnn.com - BALI – Medco Group menunjukkan kepedulian terhadap Jogjakarta. Mereka bertekad mewujudkan Jogyakarta sebagai pusat unggulan pembangkit listrik tenaga surya di Indonesia. Medco menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT. Len Industri (Persero).
Hal itu dibuktikan dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama PT. Medco Inti Dinamika (Medco Group) Hilmi Panigoro, Gubernur Jogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Kepala BPPT Unggul Priyanto dan Direktur Utama PT. Len Industri (Persero) Abraham Mose dalam Bali Clean Energy Forum 2016, Kamis (12/2).
BACA JUGA: Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas Diujikan di Ancol
Menurut Hilmi, pihaknya bekerjasama dengan Yogyakarta karena kemauan pemerintah daerah untuk mendukung program energi ramah lingkungan berbasis tenaga surya.
“Hal terpenting dalam pembangkit listrik tenaga surya adalah lokasi untuk menggelar panel surya dalam wilayah yang luas. Dalam hal ini Sri Sultan Hamengkubuwono X mendukung upaya ini dengan mengalokasikan wilayah yang cukup,” tutur Hilmi.
BACA JUGA: 53 Persen Energi Listrik Habis di Dalam Gedung
Untuk tahap pertama, lanjutnya, pihak Medco menargetkan bisa membangun pembangkit listrik tenaga surya berkaasitas 20 MW. Alokasi dana pembangunan sedikitnya USD 20 juta yang diharapkan BISA mulai diimplementasikan setelah selesainya kajian bersama.
Dia yakin, produksi dan pengembangan energi ramah lingkungan berbasis tenaga surya saat ini sangat tepat dilakukan. Sebab, harga listrik di Indonesia yang telah mencapai taraf ekonomis bagi industri.
BACA JUGA: Anak Buah Prabowo: Utang Indonesia Sudah Lampu Merah
Sri Sultan Hamengkubuwono X menuturkan, pihaknya sudah menyediakan lahan seluas 270 hektare di wilayah Rongkop, Gunung Kidul.
“Tapi itu ada hitung-hitungannya, dengan melihat potensi-potensi yang bisa diimplementasikan setelah adanya kajian. Namun yang pasti, tujuan kerjasama ini baik. Energi ramah lingkungan,” kata HB X.
Yogyakarta sejak lama telah dipilih pemeritah Indonesia dan BPPT sebagai pusat pengembangan energi terbarukan (Techno Camp) di daerah Pantai Parang Racuk, Baron, Gunung Kidul.
“Kerjasama Medco, Pemda DIY, BPPT dan PT LEN yang diteken hari ini akan memperkuat pengembangan dan penerapan teknologi tenaga surya di Yogyakarta yang selama ini telah berjalan,” ujar HB X.
Sementara itu, Unggul mengatakan, Jogyakarta memiliki potensi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya. Sebab, Jogja memiliki pola radiasi surya yang cenderung stabil. “
Sebelumnya kami telah mengembangan pembangkit listrik tenaga surya bersama Pemda Gunung Kidul,” kata Unggul.
Di ssi lain, Abraham mengaku siap dengan kerjasama itu. Sebab, pihaknya telah ditunjuk pemerintah sebagai industri pelaksana produksi material teknologi tenaga surya (PhotoVoltaic).
Ruang lingkup kegiatan yang disepakati dalam Kesepakatan Bersama ini antara lain melakukan pengkajian teknologi tenaga surya (PhotoVoltaic), memberikan usulan rekomendasi untuk pengambilan kebijakan serta advokasi, dan pengembangan bisnis model.
Selain itu, ada juga inovasi teknologi, studi kelayakan, dan implementasi proyek di wilayah DIY.
Sementara kegiatan yang akan dilaksanakan oleh keempat pihak yang terlibat dalam kerjasama ini antara lain penelitian dan pengembangan teknologi baru, pendidikan dan pelatihan, pertukaran data dan informasi, dan bantuan teknis.
Ada juga konsultasi bidang IPTEK, pemanfaatan fasilitas sarana dan prasarana, solusi teknologi dan pengembangan studi kelayakan usaha berdasarkan hasil penelitian bersama. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gardu Induk 150 Kv Pagar Alam Siap Beroperasi
Redaktur : Tim Redaksi