jpnn.com - JAKARTA – Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan DPR RI, Heri Gunawan mengatakan tren penerimaan negara dari ekspor menurun. Anehnya, menurut Heri, pemerintah malah menambah dan menumpuk utang. Seharusnya, pemerintah melakukan penghematan anggaran.
“Saat penerimaan negara dari ekspor terus menurun, mestinya pemerintah melakukan penghematan, bukan menumpuk utang,” kata Heri Gunawan, kepada wartawan, Kamis (11/2).
BACA JUGA: Gardu Induk 150 Kv Pagar Alam Siap Beroperasi
Kebijakan menumpuk utang, lanjutnya, sulit diterima akal sehat. Menurut dia, posisi utang pemerintah telah mencapai Rp 3.099 triliun terdiri dari pinjaman sebesar Rp 752 triliun dan surat utang negara (SUN) Rp 2.347 triliun.
“Ini sudah lampu merah, karena bisa membawa Indonesia pada jurang kebangkrutan. Utang tersebut memiliki tenor jangka panjang dengan suku bunga komersil,” tegas politikus Partai Gerindra ini.
BACA JUGA: Gali Keindahan Mandalika, KEK Pariwisata Jadi Andalan Lombok
Posisi utang ini, ujar anggota Komisi XI ini, akan menjebak nilai tukar rupiah ke posisi paling dalam dan itu sama saja pemerintah secara sadar sedang menjerumuskan 250 juta rakyat Indonesia menuju kebangkrutan dan penguasaan asing.
Penerbitan SUN yang mencapai lebih dari Rp 2.000 triliun menjadi pintu masuk kepemilikan asing terhadap kekayaan nasional yang diperkuat oleh rasio utang luar negeri terhadap produk domestik bruto sebesar 32,9 persen dan debt service ratio sebesar 46,2 persen.
BACA JUGA: Properti Kembali Jadi Primadona saat Suku Bunga Turun
“Artinya keseluruhan penerimaan ekspor hanya habis untuk bayar utang pokok di luar kewajiban membayar suku bunga,” ujarnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Lima Tantangan Dunia Finansial
Redaktur : Tim Redaksi