Media Sosial Harus Menjadi Arena yang Inklusif dan Toleran

Kamis, 13 April 2023 – 23:57 WIB
Diskusi edukasi yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi. Foto: GNLD Siberkreasi

jpnn.com, BOGOR - Media sosial seharusnya menjadi ruang untuk berekspresi bebas, tetapi memilik batasan agar tidak kebablasan. Media sosial seharusnya menjadi ruang yang inklusif, toleran, dan baik.

Hal itu terungkap dalam diskusi edukasi yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi.

BACA JUGA: JRP Insurance Raih Penghargaan Digital Brand Awards 2023

Literasi digital nasional sektor pendidikan wilayah Jawa Barat bagi pelajar sekolah dasar di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (12/4).

Visual Artist & Sinematografi Zahid Asmara mengatakan media sosial menganut komunikasi dua arah.

BACA JUGA: BRI Borong 15 Penghargaan di Ajang Digital Brand Recognition 2023

“Kita harus tahu bagaimana membedakan mana dunia digital dan maya untuk itu perlu ada arena yang inklusif, toleransi, saling mengisi, dan melengkapi serta membangun komunikasi yang baik,” sebutnya.

Praktisi pendidikan Imam Wicaksono mengatakan dunia maya memiliki ancaman yang banyak, sehingga harus mampu membentengi diri.

BACA JUGA: Delegasi Uni Eropa Gelar EU SocioDigithon Untuk Promosikan HAM dan Inovasi Digital

Dia mencontohkan bahaya di dunia maya, di antaranya kekerasan siber, kecanduan gawai, dan perudungan, termasuk hoaks serta ujaran kebencian.

“Ketika mendapati hoaks kita harus tenang dan bijak agar segala hal dapat kita upayakan dengan baik. Jangan meneruskan berita, jangan sampai menyebar berita yang tidak jelas serta cek sumber beritanya melalui internet. Jangan asal percaya. Selanjutnya laporkan hoaks dengan menggunakan fitur report, fitur blok, dan fitur hide,” jelasnya.

Content creator Ogund Oddity menilai media digital menjadi panggung budaya asing, yang memunculkan tantangan yakni mengaburnya wawasan kebangsaan, menipisnya kesopanan dan kesantunan, serta menghilangnya budaya Indonesia.

Karena itu, lanjut Ogund, perlunya menjadikan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai landasan kecakapan digital dan panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital.

“Sebarkan hal yang bermanfaat bagi orang lain di dunia digital karena dunia digital sangat bermanfaat. Mari mengisinya dan menjadikannya sebagai ruang yang berbudaya, tempat kita belajar dan berinteraksi, tempat anak-anak kita bertumbuh kembang, sekaligus tempat di mana kita sebagai bangsa, hadir dengan bermartabat,” pesannya.

Dalam webinar ini hadir pula, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Hartono Anwar sebagai pembicara utama.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital sektor pendidikan dapat diperoleh pada media literasi digital kominfo di info.literasidigital.id atau mengikuti media sosial Literasi Digital Kominfo di Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, dan Youtube @literasidigitalkominfo. (Tan/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... UMKM Masuk Mal, Sandiaga Uno Bantu Pemasaran Produk Hingga Go Digital


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler