Gempa bumi di Nepal Mei lalu tak hanya menunjukkan ketidaksiapan pemerintah setempat tangani kondisi pasca bencana besar, tapi juga memunculkan gerakan anak muda Nepal- dengan keahlian mereka masing-masing - untuk membantu saudara senegaranya.

Sekelompok anak muda Nepal yang terdidik dan melek teknologi meluncurkan Quakemap.org, sebuah situs yang dibuat untuk melengkapi kurangnya informasi resmi segera setelah gempa terjadi.

BACA JUGA: Demi Tangkap Pengedar Narkoba, Australia Dirikan Saluran Telepon Hotline

Quakemap.org mengundang masyarakat untuk melaporkan kerusakan gempa secara real-time dan daftar jenis bantuan yang diperlukan di seluruh negeri ini.

Sebagai contoh: seseorang yang mengetahui, atau tinggal di, komunitas terkena bencana bisa menandai di peta dengan tulisan ‘50 tenda dibutuhkan di daerah tertentu’.

BACA JUGA: Foto Bayi Kanguru Peluk Boneka Teddy Bear Populer di Medsos


Bahkan militer Nepal menggunakan Quakemap.org untuk mengakses informasi.

Masyarakat juga bisa menandai sebuah area di mana ada korban terjebak, jalan-jalan terblokir dan di mana tempat penampungan telah dibentuk.

BACA JUGA: Dua Bocah Tasmania Pecahkan Rekor Dunia Menangkap Ikan Tuna

Ada lebih dari 2.000 laporan yang dibuat di peta, dari seluruh Nepal.

Sementara jaringan telepon tak normal di hari-hari setelah gempa, banyak orang - bahkan di daerah terpencil - memiliki akses ke internet pada ponsel mereka, dan ini menjadi metode komunikasi utama bagi mereka yang terkena dampak bencana.

Informasi yang terdaftar di Quakemap.org bisa diakses publik dan  langsung tersedia bagi kelompok pemberi bantuan resmi dan kelompok ad-hoc.

Setelah bantuan itu disalurkan atau jika kebutuhan masyarakat berubah setelah laporan awal, database bisa langsung diperbarui untuk mencegah pasokan yang berlebihan dikirimkan.

Salah satu tantangan utama setelah terjadinya gempa adalah kekosongan informasi - ada kesenjangan antara apa yang diperlukan korban dengan apa yang disediakan lembaga pemberi bantuan.

Kaum muda Nepal beraksi

Quakemap.org merupakan bagian dari proyek pemetaan terbuka ‘Kathmandu Living Labs’ yang sedang berlangsung, dan dijalankan oleh Nama Budhathoki.

Dr Nama mengatakan, gempa menyebabkan mobilisasi kaum muda di perkotaan Nepal yang ingin membantu saudara senegara mereka.

"Mereka mulai keluar dari rumah, mereka mulai berbicara dengan rekan-rekan mereka, mereka mulai mengorganisasi dan mulai berkontribusi," tuturnya.

Ia mengungkapkan, "Ini luar biasa, mereka proaktif dan bekerja secara kooperatif. Ini telah menginspirasi seluruh Nepal."

Ia mengatakan, Quakemap.org membantu mengisi kekosongan.

"Jelas kami bisa memiliki koordinasi yang lebih baik dalam hal krisis, bahkan di antara organisasi-organisasi formal," sebutnya.

Dr Nama berpendapat, sementara peta interaktif memanfaatkan teknologi yang menarik, komunikasi cepat adalah apa yang membuatnya bekerja.

"Banyak orang terlalu menekankan teknologi. Upaya dengan teknologi adalah sekitar 20%. Sisanya adalah menutup celah, dalam apa yang Anda lakukan dengan informasi tersebut,” jelasnya.

"Kami mencoba untuk menutup sebanyak mungkin laporan- itu pekerjaan yang banyak dan membutuhkan banyak panggilan telepon," tambahnya.

Kualitas informasi pada Quakemap.com begitu baik, sehingga Angkatan Darat Nepal berpaling ke situs ini untuk mengkoordinasikan upaya distribusi bantuan mereka.

"Menjadi kecil sebenarnya baik, Anda bisa membuat keputusan dengan cepat dan bergerak cepat," aku Dr Nama.

Pemerintah Nepal telah menanggapi kisah sukses sosial ini.

Mereka mendirikan Program Relawan Nasional - jaringan organisasi termasuk Kathmandu Living Labs yang bisa memobilisasi secara cepat dan bekerja sama untuk menanggapi krisis pada skala yang sama.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Desakan Penghapusan Pajak Pembalut Wanita Terus Meluas di Australia

Berita Terkait