Media Supporting Jokowi Bertambah

Senin, 19 Mei 2014 – 07:42 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Popularitas Jokowi Widodo alias Jokowi sejak masuk gelanggang Pemilukada DKI Jakarta hingga akhirnya masuk dalam bakal calon presiden tidak terlepas dari peran serta media massa yang selalu memberitakan gaya blusukannya yang berupaya menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.  

Nah, dengan bergabungnya Partai Hanura, maka media pencitraan Jokowi jelang pemilu presiden makin menguat.
    
“Sebelumnya telah bergabung NasDem yang di belakangnya ada Surya Paloh, pemilik Metro TV. Kini, dengan gabungnya Hanura yang di dalamnya juga terdapat Hary Tanoe, Bos MNC Group, maka Jokowi dan PDIP akan makin terbantu,” kata pengamat politik Universitas Indonesia  Boni Hargens, kepada INDOPOS (Grup JPNN) di Jakarta, kemarin (18/5).
    
Menurutnya, langkah Hanura ke PDIP juga sebagai pilihan yang tepat. Mengingat Wiranto selaku pemegang mandat dari partai Hanura mampu membaca prospek capres yang dimungkinkan menang.

BACA JUGA: Usulan Kuota CPNS Baru dari Daerah Masih Sepi

“Wiranto mampu membaca strategi. Dan dia tahu mana capres yang dimungkinkan menang. Dan menurut saya koalisi ini sangat tepat yang juga dapat menguntungkan Hanura di kemudian hari,” jelasnya.
    
Keuntungan yang dimaksud oleh Boni adalah Hanura bisa makin eksis, jika Jokowi menang di pilpres nanti. "Dengan bergabung dalam kelompok yang paling mungkin menang, Hanura berinvestasi untuk masa depannya. Yakni dengan bergabung dalam pemerintahan Jokowi, maka Hanura punya kesempatan membesarkan partainya,” terangnya.
    
Lebih lanjut, dengan bergabungnya ke PDIP, maka perseteruan antara Surya Paloh dengan Hary Tanoe bisa didamaikan. “Saya menduga justru NasDem dan Hanura akan terjadi rekonsiliasi,” tambahnya.
    
Sehari sebelumnya, Ketua Umum Hanura Wiranto di kediaman Megawati Soekarnoputri dengan tegas menyatakan partainya berkoalisi dengan PDIP.  Dia mengatakan dirinya tidak ingin kebersamaan Hanura dengan PDIP menjadi oposisi yang sudah terjalin selama lima tidak berlanjut.
    
"Tidak mungkin kebersamaan selama tahun antara Hanura dan PDIP sebagai partai penyeimbang dalam pemerintahan SBY kami lupakan," tutur Wiranto yang saat itu mengenakan seragam partai.
    
Mantan Panglima TNI itu menjelaskan Hanura dan PDIP memiliki visi dan platform politik yang sama. Makanya, kedua partai tersebut tidak menemui kendala dalam membangun koalisi.

"Saya berterimakasih kepada Bu Mega, Puan, dan PDIP yang telah memberikan kepercayaan kepada Hanura sebagai mitra terpercaya," kata Wiranto.
    
Dengan berbagungnya Hanura ke PDIP, berarti sudah ada empat partai yang akan mengusung Jokowi sebagai calon presiden, selain NasDem dan PKB yang sudah mendeklarasikan diri. (dli)

BACA JUGA: Berharap Presiden yang Pahami Demografi

BACA JUGA: Demokrat Bidik 2019

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kursi Turun, Ical Mengaku Bertanggungjawab


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler