jpnn.com - JAKARTA – Industri media nasional seperti radio, televisi, cetak, masih berpeluang bertahan dari dampak revolusi digital yang sangat menguntungkan media-media luar secara besar-besaran.
Mantan anggota Dewan Pers Agus Sudibyo mengatakan, sebagian penduduk negara-negara Eropa kembali ke media konvensional.
BACA JUGA: Google dan Facebook Panen Laba, Media Lokal Sengsara
Hal itu dilakukan ketika masyarakat di negara-negara itu tidak nyaman dengan pola komunikasi di media sosial yang keras dan banal.
Agus mencontohkan, di Norwegia, penduduk berusia 45 tahun ke atas kembali lagi ke media cetak sebagai bahan untuk mendapatkan informasi.
BACA JUGA: Pertamina Rangkul Masyarakat Ciptakan Energi Terbarukan
Menurut dia, ini merupakan sebuah kesempatan yang bisa diambil media konvensional untuk bertahan bahkan lebih berkembang.
“Mungkin di Indonesia juga ada peluang,” kata Agus saat diskusi bertajuk Radio Perekat NKRI: Satu Suara Berjuta Telinga di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/12).
BACA JUGA: Bidik WNA, Intiland Bangun Apartemen Lantai Rendah
Dia mengatakan, peluang ini bisa diambil media-media konvensional di Indonesia.
Sebab, Agus menilai, banyak masyarakat di Indonesia yang sudah mulai merasa tidak nyaman dengan komunikasi dan informasi di medsos.
“Saya lihat banyak orang tidak nyaman karena komunikasi di media sosial penuh cacian. Ini peluang, mari kembali ke media konvensional,” papar Agus.
Dia pun menambahkan, negara harus kembali hadir untuk memproteksi media konvensional.
Harus ada langkah nyata di level kebijakan untuk melindungi media konvensional.
Salah satu yang bisa dicontoh adalah di India, yang memberikan subsidi kertas yang signifikan untuk media cetak. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kawal Gerakan Kewirausahaan Lewat Suprapreneur Academy
Redaktur : Tim Redaksi