Medsos Pengaruhi Tingkat Ketakutan

Selasa, 09 September 2014 – 14:25 WIB
Media sosial pengaruhi tingkat ketakutan. JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Groupon baru saja merilis temuannya terhadap imbas dari penggunaan media sosial (medsos). Dari penelitian yang dilakukan, Groupon menyimpulkan bahwa 32 persen orang Indonesia ketakutan karena dipengaruhi media sosial.

CEO Groupon Indonesia, Indrasto Budisantoso menjelaskan survei ini dilakukan terhadap 1370 pelanggan di Indonesia. Mereka yang menjadi sampel adalah pelanggan Groupon pertengahan 2014 yang aktif menggunakan media sosial dengan menghubungankan gaya hidupnya.

BACA JUGA: Google Doodle Peringati Ulang Tahun Leo Tolstoy ke-186

Idrasto menyebutkan 39 persen orang Indonesia mengalami ketakutan atau kecemasan sosial atau kekhawatiran berlebih melewatkan momen-momen tertentu yang tengah terjadi dalam kehidupan sosial sekitar kita.

"Dari 39 persen Orang Indonesia ini, 32 persennya menyatakan bahwa mereka mengalami rasa takut tidak dapat mencapai tujuan mereka justru ketika mereka melihat foto teman atau keluarga yang dengan mudahnya mengekspos kesuksesan mereka di media sosial. Dari hasil ini kita dapat melihat bahwa media sosial memainkan peran penting dalam memberi pengaruh terhadap gaya hidup orang Indonesia saat ini," kata Indrasto dalam keterangan tertulisnya kepada JPNN.com, Selasa (9/9).

BACA JUGA: Antivirus SmadAV Kini Hadir di Baidu App Store

Dijelaskan pula Idrasto, Indonesia saat ini memiliki penetrasi telepon seluler mencapai 120 persen. Kebanyakan Orang Indonesia memiliki lebih dari 1 smartphone dengan minimal 2 kartu SIM.

Selain itu kata dia, akses data kian mudah didapatkan dan selalu terkoneksi dengan media sosial. Hal ini tentunya berpengaruh terhadap interaksi sosial dan pada akhirnya membentuk gaya hidup.

BACA JUGA: Melody of Enthrea, Game Online Karya Anak Bangsa

Alasan 39 persen orang Indonesia mengalami rasa takut atau cemas ternyata tidak hanya disebabkan dari Medsos. Ketakutan itu juga disebabkan oleh mendengarkan pengalaman dari teman  atau keluarga, informasi dari media massa, dan menonton film.

Idrasto menjelaskan survei ini sengaja dilakukan untuk membantu merchants dalam membaca tren pelanggan online ke depannya. Survei ini dapat dijadikan input bagi mitra merchants dalam menentukan strategi promosi yang tepat.

”Lebih jauh survei ini diharapkan dapat memenuhi kepuasan pelanggan online dengan penawaran deals yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka," pungkasnya. (awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Smartfren Migrasi ke Frekuensi 2.3 GHz


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler