Mega-Pro Temukan Banyak Kecurangan

Kamis, 09 Juli 2009 – 10:49 WIB
JAKARTA – Kemenangan SBY-Boediono yang dilansir sejumlah lembaga survei ditanggapi negatif kubu Mega-PrabowoMereka menganggap itu sebagai upaya mempengaruhi masyarakat dari hasil sebenarnya

BACA JUGA: SBY Presiden Quick Count

Mereka sudah menyiapkan quick count tandingan dan sejumlah dugaan kecurangan


Tadi malam, kubu pasangan capres-cawapres Mega-Prabowo langsung menggelar jumpa pers di kediaman Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta

BACA JUGA: Masih Ogah Bicara Kabinet

Namun, Mega tidak muncul
Yang muncul, antara lain, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, Direktur Bantuan Hukum Nasional Partai Gerindra Mahendradatta, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon, dan politisi PDI-Perjuangan Gayus Lumbuun.
Mewakili Megawati, Prabowo mengklaim bahwa pelaksanaan pilpres masih diwarnai kecurangan

BACA JUGA: Boediono akan Akomodasi Mega-Pro dan JK-Win

Buktinya, masih banyak nama pemilih bermasalah dalam DPTSatu nama tapi dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang berbeda

’’Berdasarkan pengamatan kami, ternyata proses penyelenggaraan pilpres jauh dari demokratisKita melaksanakan proses pemilihan dengan DPT yang bermasalahAda 5,6 juta nama pemilih yang diduga manipulasi,’’ katanya.Tapi, Prabowo belum bisa membuktikan apakah nama-nama ganda dalam DPT itu digunakan untuk berbuat kecurangan’’Kami belum mendapatkan bukti perbuatan kecuranganTapi, DPT ini menunjukkan bahwa proses pemilihan berjalan tidak demokratis,’’ katanya

Selain itu, kecurangan lain juga ditemukan pada pemilih yang menggunakan KTPPetugas Pemungutan Suara (PPS), kata Prabowo, mempersulit massa pendukungnya’’Mereka sudah membawa KTP dan KK, malah diminta foto copyPadahal ini hari libur dan mereka rakyat kecilBagaimana mereka bisa memenuhi itu,’’ katanyaPrabowo mengklaim ada 5 ribu pendukungnya di Tanjung Priok, Jakarta, yang tidak bisa memilih karena persyaratan itu.

Mantan Danjen Kopassus itu juga mengeluhkan sejumlah stasiun televisi yang menyiarkan hasil exit poll dan quick count sebelum proses pemungutan suara rampung’’Itu bisa mempengaruhi pemilih untuk memilih calon tertentuPadahal, di negara moderen, itu dilarangExit poll dan quick count baru boleh diumumkan setelah pemungutan suara selesai,’’ katanya

Prabowo juga menolak hasil quick count sejumlah lembaga survei yang memenangkan SBYKata dia, itu adalah upaya untuk mempengaruhi masyarakatSebab, belum tentu di lapangan hasilnya seperti yang disiarkan’’Kita menghimbau bahwa semua saksi hendaknya tidak terpengarh dengan upaya pembentukan opini,’’ katanya.

Dia membeberkan hasil quick count tandingan dari Indonesia Development Monitor (IDM)’’Mega-Prabowo memperoleh 38,83 persen, SBY-Boediono 30,05 persen, sementara JK-Win 31,29 persenArtinya semuanya masih dinamisItu diperoleh dari 3 ribu TPS di 17 provinsi,’’ katanyaBahkan, kata Prabowo, hasil penghitungan di KPU pun tidak langsung menyebut SBY-Boediono meraup 50 persen’’Kami mendapat data bahwa SBY-Boediono 49 persen, Mega-Prabowo 42 persen, dan sisanya JK-WinTapi, orang-orang di mana-mana menyiarkan kalau SBY-Boediono sudah 50 persen,’’ katanya

Karena itu, Prabowo akan melakukan langkah hukum untuk menindaklanjuti temuannya itu’’Kami sedang menginventarisir semua kecurangan yang kami temukanKami khawatir pemilu ini berjalan tidak demokratis dan sesuai dengan peraturan,’’ katanya(aga)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mega-Pro Menang Mutlak di TPS Prabowo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler