jpnn.com - SANUR - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menutup Kongres IV dengan elegan di Agung Room, Inna Grand Bali Beach Hotel, Sanur, Denpasar, Sabtu (11/4).
Meski bermuatan politis dan beragam pesan khusus buat kadernya mengalir dalam pidato penutup Mega berdurasi sekitar setengah jam itu, tak pelak, tawa canda memenuhi ruangan utama kongres.
BACA JUGA: Heran, Jokowi Rangkul Lawan Geser Teman
Megawati membukanya dengan memberi apresiasi khusus untuk utusan dari Aceh, Papua dan Papua Barat yang dia ketahui butuh perjuangan yang luar biasa untuk mencapai lokasi kongres. "Ada yang datang dari pegunungan-pegunungan dari Papua. Bahkan dulu, ke Wamena itu harus melalui jalur berkabut," kenang Mega.
Berbagai doktrin partai kemudian keluar dari mulut wanita kelahiran 23 Januari 1947 itu. "Ada yang bilang saya otoriter? Tidak! Sebagai ketua umum tentu punya hak prerogatif, namun saya menyadari ada batasnya yaitu untuk kebangsaan," tandas Mega.
BACA JUGA: Pidato Megawati Dinilai Tidak Elok
Presiden Indonesia ke-5 ini kemudian melempar berbagai cerita nan mengundang tawa kadernya. Dari kisah seputar keheranannya dengan tingkah laku mantan pejabat.
"Pernah saya bertemu dengan orang, yang kemudian memberikan kartu namanya kepada saya. Di sana tertulis...mantan anggota DPR. Aduuh pintarnya anak-anak saya ini," tutur Mega disambut tawa lepas kadernya.
BACA JUGA: Kejagung Tahan Tersangka Dugaan Korupsi Jaringan Sampah
Ribuan peserta kongres kembali terhibur oleh kisah Mega seputar perdebatan antara orang Batak dan Madura, yang menggambarkan keinginan Mega agar kadernya tak perlu membangga-banggakan diri terlalu berlebihan.
"Orang Madura membanggakan dirinya pada orang Batak. Hati-hati kamu, saya bisa makan besi. Apa dijawab orang Batak? Seandainya saja DPR mengizinkan ada peraturan...kamu yang saya makan," kembali pesan Mega disambut riuh peserta. (adk/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasdem: Ada Bahaya di Sekitar Jokowi
Redaktur : Tim Redaksi