jpnn.com - JAKARTA - Direktur Megawati Institute, Arif Budimanta mengatakan pemerintah pusat dan daerah harus memanfaatkan besarnya prospek pembangunan nasional dengan melakukan percepatan secara merata. Di sisi lain lahirnya paket-paket kebijakan baru juga perlu terus dilakukan.
"Begitu juga peningkatan dana desa untuk menstimulus perekonomian nasional," kata Arif Budimanta di Jakarta, Senin (11/1).
BACA JUGA: Sebelum Akom Dilantik, Ini Protes Golkar Kubu Agung
Mega Institute mencatat, kondisi ekonomi global pada 2015 penuh ketidakpastian, salah satunya oleh kenaikan Fed Fund Rate yang terealisasi pada Desember. Selain itu, perlambatan ekonomi Tiongkok memiliki implikasi yang luas kebanyak negara, mengingat Tiongkok merupakan pasar yang cukup besar bagi perekonomian dunia.
Anjloknya harga komoditas unggulan nasional juga dunilai turut memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena selain berpengaruh terhadap neraca perdagangan dan menekan nilai tukar rupiah, juga menyebabkan turunnya penerimaan negara dari sektor sumber daya alam.
BACA JUGA: Mencla-mencle, Menteri Yuddy Layak Didepak Dari Kabinet
Karenanya, Megawati Institute merekomendasikan kepada pemerintah agar pada 2016 ini turunnya harga komoditas dijadikan momentum untuk membuat perekonomian nasional naik kelas. "Caranya dengan meningkatkan fokus ke industri pengolahan yang bernilai tambah tinggi," ujar Arif.
Selain itu, pemerintah perlu melakukan transformasi pengendalian inflasi umum ke inflasi pangan. Dengan demikian keberhasilan pengendalian inflasi harus dilanjutkan sampai stabilitas harga bahan makanan.
BACA JUGA: Kejaksaan Agung Diingatkan tak Gegabah Tangani Kasus Restitusi Pajak
Terakhir, pemerintah harus pertimbangkan special fund rate bagi industri yang berbasis ekspor dan bernilai tambah tinggi serta bagi industri pada karya. Serta melanjutkan usaha pengurangan ketimpangan akses untuk menekan ketimpangan pendapatan.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Inilah Kalimat yang Sempat Diucapkan Mirna Usai Minum Kopi
Redaktur : Tim Redaksi