jpnn.com, JAKARTA - Megawati Soekarnoputri tak sungkan melemparkan ledekan untuk Menteri Pertahanan sekaligus Ketum Gerindra Prabowo Subianto.
Mega menyebut Prabowo pernah keleleran atau telantar, terlunta-lunta di negeri orang. Mega menyampaikan 'ledekan bersahabat' itu dalam acara Presidential Lecture dengan tema Internalisasi dan Pembumian Pancasila, di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (3/12) kemarin.
BACA JUGA: Yihaaaa, Gagahnya Pak Prabowo Subianto dengan Topi Koboi di Alpahankam
Di acara ini, Mega berbagi pengalaman bagaimana cara membukukan nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara. Acara ini dihadiri Presiden Jokowi, Wapres KH Ma’ruf Amin, dan jajaran menteri Kabinet Indonesia Maju termasuk Prabowo.
BACA JUGA: Melawat ke Turki, Prabowo Subianto Bawa Pesan Jokowi untuk Erdogan
Dalam sambutannya, Mega berbicara soal nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Dia menekankan pentingnya gotong royong serta ramah tamah dalam menjalankan kehidupan.
Mega lalu bercerita tentang awal mula persahabatannya dengan Prabowo. Banyak yang mengira persahabatan itu dimulai pada 2009, saat dirinya berpasangan dengan Prabowo di Pilpres 2009. Padahal, kata Mega, jalinan persahabatan itu dimulai sejak lama. Namun, banyak orang yang tak mengetahuinya.
BACA JUGA: Kemendagri Bakal Berikan Surat Peringatan pada Anies Baswedan
Karena itu, setelah pertarungan Pilpres 2019 yang begitu sengit, banyak orang tak percaya melihat Mega bisa kembali bersahabat dengan Prabowo. Dalam Pilpres kemarin, Prabowo berada dalam koalisi yang berbeda dengan PDIP. “Sampai orang kayaknya bingung, kok saya bisa sobatan sama yang namanya Prabowo Subianto. Memangnya kenapa?” kata Mega.
Menurut Mega, merangkul Prabowo itulah implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bernegara. “Karena apa? Kalau buat saya, itu Pancasila saya, katanya musuh harus dirangkul. Lah, kalau Prabowo dianggap musuh? Ya nggak,” ucapnya.
Mega melanjutnya, saat dirinya masih menjabat sebagai presiden, Prabowo sempat terlunta-lunta di luar negeri karena tidak memiliki kewarganergaraan. “Dulu saya ngambil (ketika) beliau keleleran,” ujarnya.
Mega mengaku sempat marah ke Menlu dan Panglima TNI ketika membiarkan Prabowo stateless atau tak berkewarganegaraan. “Betul nggak, Mas? Saya marah sebagai presiden, siapa yang membuang beliau stateless? Ini saya bukan cari nama. Tanya kepada beliau. Tidak. Saya marah pada Menlu. Saya marah pada Panglima. Apa pun juga, beliau manusia Indonesia pula. Beri dia (kewarganegaraan). Begitu itu tanggung jawab,” kata Mega.
Mendapat sambutan dari Mega, Prabowo yang duduk di kursi hadirin senyum-senyum dan mengangguk. namun, setelah meledek Prabowo, Mega kemudian memuji Prabowo yang belakangan ini sering kunjungan ke luar negeri.
“Saya berbicara dengan Pak Prabowo, ‘baru pergi Mas?’. Saya bilang, ‘Mas, mana oleh-olehnya?’ Karena pergi enggak ngomong-ngomong sama saya. Namun, saya tahu dia pergi,” ucapnya.
Mendengar itu, hadirin tertawa. Jokowi dan Kiai Ma’ruf yang duduk di kursi depan ikutan terkekeh-kekeh. Prabowo memang baru melakukan lawatan ke sejumlah negara. Terakhir ia berkunjung ke Turki. Soal Prabowo yang keleleran, Mega memang tak menceritakan secara detail kejadian itu. Namun, kemungkinan besar peristiwa itu terjadi di saat awal-awal pemerintahan Megawati di periode 2001-2004.
Mega juga tak menjelaskan rinci kenapa Prabowo bisa stateless. Tapi, cerita ini sudah jadi rahasia umum. Sejak di berhentikan dari tentara pada 1998, Prabowo hijrah ke Yordania menemui sahabatnya Pangeran Abdullah, putra Raja Yordania. Di sana, Prabowo hidup di apartemen di Kota Amman, Ibu Kota Yordania.
Akhir Desember, Prabowo berniat pulang ke Tanah Air. Namun, kawan dan koleganya menyarankan agar menunda kepulangan. Prabowo pun tidak jadi ke Jakarta dan akhirnya lebih banyak tinggal di Mi Casa, Kuala Lumpur.
Kehidupan Prabowo saat itu berseliweran di Amman, Kuala Lumpur, dan beberapa kota di Eropa. Di saat itu, masa berlaku paspor Prabowo habis. Paspor tersebut kemudian diperpanjang oleh Luhut Pandjaitan yang kemudian diangkat menjadi Dubes Singapura. (bcg/rmco)
Redaktur & Reporter : Adek