Megawati Menangis Bahagia Saat Meresmikan Patung Soekarno di Sleman

Kamis, 24 Agustus 2023 – 21:31 WIB
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada acara peresmian patung Ir Soekarno di Rumah Budaya Omah Petroek, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu 23 Agustus 2023. Foto: Dok tim media Totok Hedi

jpnn.com, SLEMAN - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menangis bahagia saat meresmikan patung Ir Soekarno di Rumah Budaya Omah Petroek, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu 23 Agustus 2023.

Patung Bung Karno ini adalah karya seniman pematung Dunadi dengan biaya swadaya.

BACA JUGA: Ada Pesan Penting dari Patung Bung Karno yang Diresmikan Megawati di Omah Petroek

Presiden Kelima RI tiba didampingi Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto dan bakal calon presiden (bacapres) PDI-P Ganjar Pranowo.

Kedatangan mereka disambut budayawan GM Totok Hedi Santosa bersama Romo Sindhunata pemrakarsa Rumah Pancasila di Omah Petroek.

BACA JUGA: Meresmikan Patung Bung Karno di Kaki Merapi yang Sejuk, Megawati Teringat Udara Jakarta

Totok Hedi Santosa yang juga Ketua Panitia mengatakan, sosok Bung Karno menjadi sosok yang begitu dihormati lantaran rekam jejaknya bagi Indonesia.

Adapun patung yang akan diresmikan hari ini, jelas dia, juga memiliki cerita dengan kesannya masing-masing.

BACA JUGA: Megawati hingga Ganjar Menghadiri Peresmian Patung Bung Karno di Yogyakarta

"Bagaimana kita mencoba mengabadikan bahwa ini bagian dari sejarah perjalanan sebuah bangsa. Jadi, siapa pun patung-patung itu memang sangat ada besar kemungkinannya untuk kita bangun di sini," kata Totok Hedi Santosa yang juga Sekretaris DPD PDI-P DIY ini.

Dia mengkatakan, Bung Karno adalah pemimpin bangsa yang mempunyai sejarah panjang bagi Indonesia. Hadirnya patung Bung Karno di Omah Petroek dinilai menandakan sosoknya selalu ada di akar rumput.

"Bung Karno sebagai penanda bagi kita semua bahwa Bung Karno dari awal memahami bahwa bangsa kita ini beraneka, bermacam-macam sehingga harus disatukan di dalam satu kerangka yang kita kenal sebagai Pancasila itu. Patung ini menjelaskan kepada kita bahwa Bung Karno hadir di sini, Bung Karno hadir di akar rumput," ujar dia.

Totok Hedi Santosa mengungkapkan, Omah Petroek sendiri merupakan lokasi para seniman hingga budayawan berinteraksi. Juga tempat anak-anak muda mengkaji, belajar tentang sejarah, estetika, tentang macam-macam, termasuk bagaimana ajaran Bung Karno dan pemikiran Bung Karno dieksplorasi di sini," kata dia.

Pembuatan patung inipun dilakukan secara kolektif gotong royong. Berdiri setinggi sekitar enam meter, patung Soekarno terlihat mengenakan peci yang menjadi salah satu ciri khasnya. Patung Soekarno nampak memegang sebuah buku atau dokumen pada tangan kiri, sementara tangan kanannya berpose seperti menunjuk ke arah bendera merah putih yang berkibar.

Tak jauh dari patung Soekarno berdiri, lima buah batu berukuran cukup besar di pasang mengelilingi Bung Karno di bagian bawahnya. Batu tersebut melambangkan lima sila pancasila.

"Lalu Romo Sindhunata bersama Mas Dunadi rerasan, ini kalau Ibu Megawati yang meresmikan sebagai presiden kelima sekaligus pembina BPIP itu mungkin atau tidak. Di situlah saya menyampaikan kepada Mas Hasto Kristiyanto dan terjadi lah acara hari ini," lanjutnya.

Selain patung Soekarno, di Omah Petroek juga berdiri patung sejumlah tokoh. Seperti patung Driyarkara juga Gus Dur.

"Kita mencoba mengabadikan bahwa ini bagian dari tonggak sejarah perjalanan sebuah bangsa. Patung ini menjelaskan kepada kita bahwa Bung Karno hadir di sini. Bung Karno hadir di akar rumput. Sehingga saya meyakini kemudian anak-anak muda itu akan semakin tergugah untuk belajar dan di kami meyediakan kalau mereka menginginkan belajar yang seperti itu," lanjut pria yang juga Caleg DPR RI dari PDIP ini.

Omah Petroek juga memiliki sejumlah koleksi buku tentang Bung Karno. Di sini juga menyediakan satu perpustakaan dimana pikiran-pikiran Bung Karno itu dianalisis oleh berbagai ahli, antara lain Romo Baker, Romo Driyarkara, jejak-jejak tulisannya semua ada di sini.

"Ajaran Bung Karno, pemikiran Bung Karno yang menjadi jiwa bangsa kita harus terus menerus dipertahankan," kata dia.

Totok Hedi Santosa mengaku sangat bahagia mendapat kabar Megawati bersedia hadir di sini untuk meresmikannya. Apalagi, Megawati nampak bahagia melihat ada masyarakat di pelosok desa di lereng gunung Merapi masih peduli dengan sejarah.

"Kami rasa tadi Ibu merasa betah berada di sini. Terbukti sampai satu setengah jam bercerita tentang sejarah dan banyak hal kepada kami. Kami lihat Ibu Megawati sempat menangis lalu tertawa senang. Bahkan Ibu juga menyampaikan keinginannya menginap di tempat yang sejuk ini," ungkap Totok Hedi Santosa.

Totok menambahkan, Megawati selalu mengingatkan agar tetap menjalankan ajaran Bung Karno di mana itu bersemai sebenarnya di bawah di rakyat bawah.

"Di sini tempat berinteraksi rakyat bawah bukan elit yang dalam arti tertentu elit politik misalnya tidak berinteraksi di sini. Tetapi itu masyarakat biasa, anak-anak muda kemudian juga seniman dan budayawan yang saya katakan tadi. Kami rasa saat ini Ibu benar-benar mau dan melaksanakan apa yang beliau katakan turun di bawah," katanya.

Oleh karena, dalam acara peresmian patung Soekarno ini, tidak diperbolehkan adanya unsur politik, atribut partai, ataupun kampanye capres. Menurutnya, masyarakat sudah cerdas dalam menentukan pilihannya masing-masing tanpa terpengaruh isu politik di tingkat elite.

"Kami rasa rakyat sudah cerdas ya dalam menentukan pilihannya masing-masing. Walaupun ada isu politik partai A berkoalisi dengan partai B atau C dan sebagainya, di sini hanya membicarakan sosok Bung Karno yang memiliki sejarah istimewa di Yogyakarta," tegas Totok Hedi Santosa.

Diketahui, Yogyakarta dan Soekarno punya sejarah yang kuat. Di mana pada 5 September 1945, tak lama setelah Soekarno membacakan pernyataan kemerdekaan lewat teks proklamasi, Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menyatakan kesediaannya sebagai bagian dari Republik Indonesia (RI).

Soekarno menetapkan kedudukan Yogyakarta sebagai daerah istimewa melalui sebuah piagam. Piagam yang sejatinya, sudah disiapkan Soekarno sejak lama, tepatnya sehari setelah Sultan HB IX mengirim kawat ucapan selamat kepada lahirnya RI.

Ir. Soekarno juga diangkat menjadi presiden Republik Indonesia Serikat pada 17 Desember 1949 melalui prosesi upacara pelantikan di Yogyakarta.(ray/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler