jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (Sekjen PDIP) Hasto Kristiyanto memulai perkuliahan doktoral atau strata-3 di Universitas Pertahanan (Unhan) Indonesia dengan mendengarkan arahan dari dua tokoh nasional Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto.
Arahan disampaikan Megawati dan Prabowo dalam upacara pembukaan mahasiswa baru strata-3 Unhan Indonesia.
BACA JUGA: Ada Pesan Khusus dari Megawati untuk Para Panglima PDIP di Surabaya
Diketahui, Prabowo yang saat ini menjabat Menteri Pertahanan, menjadi inspektur upacara pembukaan mahasiswa baru tersebut. Sementara itu, Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi tamu kehormatan pada upacara itu.
"Ini sejarah baru bagi Unhan, universitas yang terdepan di dalam menggelorakan semangat nasionalisme, bela negara, untuk pertama kalinya menyelenggarakan pendidikan S1, S2, dan S3 secara bersamaan," kata Hasto setelah mengikuti upacara di lokasi kampus Unhan Indonesia, Sabtu (29/8).
BACA JUGA: PDIP Juga Berkoalisi dengan PKS di Pilkada Serentak 2020, tetapi...
Hasto mengaku dirinya sengaja memilih Unhan dan akan melakukan penelitian berkaitan dengan diskursus pemikiran geopolitik Bung Karno.
"Mengapa? Sebab, sejarah dan cara pandang kemerdekaan Indonesia ditujukan bagi upaya membangun persaudaraan dunia," ujar dia.
BACA JUGA: Iis Edhy Prabowo Pertanyakan Serapan APBN dan Peran BMKG
Hasto kemudian berbaur dengan mahasiswa strata-3 lain. Dia tampak serius berdiskusi dengan beberapa mahasiswa dari TNI.
Hasto pun kerap berbincang dengan teman seangkatannya, termasuk Sekjen Persatuan Insinyur Indonesia, Teguh Haryono.
"Saya sampaikan bahwa di PDI Perjuangan, nasionalisme dan patriotisme selalu berkobar dan menjadi spirit seluruh kader partai. Jadi kita disatukan oleh semangat bela negara, dan dari situ kami langsung akrab," ujar Hasto.
Terkait rencana disertasi, Hasto mengaku memang tertarik atas persoalan geopolitik. Sebab, geopolitik mengajarkan tentang cara pandang Indonesia untuk dunia.
"Nusantara menjadi titik temu peradaban dunia, dan sangat dikenal karena penguasaan jalur rempah dunia. Abad ke 8 kita sudah memiliki mahakarya berupa Candi Borobudur. Demikian pula filsafat dharma, sangat otentik Indonesia dan rekam jejaknya sejak abad ke 7 melalui pemikiran Dharmakitri yang kuliahnya diikuti oleh mahasiswa mancanegara," bebernya.
Dalam perspektif kekinian, Hasto mengatakan studi ini penting didalami di tengah tren meredupnya cara pandang keluar dan spirit kepemimpinan Indonesia di dunia internasional.
“Dulu saja, playing field Indonesia 1955 sudah menjadi pemimpin diantara bangsa-bangsa Asia Afrika, tetapi kini lebih banyak inward looking. Hanya mengurusi urusan dalam negeri sendiri. Padahal sebenarnya Pancasila bisa menjadi leidstar di dalam pergaulan antar bangsa," ulasnya.
Hasto mengaku merasa haus untuk kembali membaca buku-buku, teori, dan mendiskusikan hal-hal strategis berkaitan dengan konsepsi pertahanan, geopolitik, geostrategi, geoekonomi, dan juga falsafah ilmu pengetahuan.
"Itulah sebabnya saya mengambil studi S3 di Unhan ini. Saya ingin memperkuat teori geopolitik bagi Indonesia demi membangun persaudaraan dunia," pungkas pria Yogyakarta itu.(ast/jpnn)
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan