"Kalau sekarang disebut pencapaian, saya ini pernah belajar statistik. Kan bisa direkayasa itu.Angka-angka itu dari mana datangnya, apakah digeneralisir? Di kota-kota besar mungkin seperti itu, tapi apa ya iya seperti itu di pelosok-pelosok negeri ini?" kata Megawati dalam jumpa pers usai upacara 17 Agustus di kantor DPP PDI Perjuangan. Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (17/8).
Menurutnya ada hal yang kontradiktif jika pemerintah mengklaim perekonomian nasional sekarang tumbuh tinggi. Sebab kenyataannya, Indonesia sangat tergantung pada komoditas impor. "Jadi kalau ada jargon pertumbuhan, hausnya kita tidak impor. Kalkulasi mudahnya," ucapnya.
Megawati juga menyebut krisis perekonomian di eropa dan Amerika Serikat telah berimbas pada ekonimi Indonesia. Sebab, angka angka ekspor Indonesia turun seriring lesunya pasar di kedua kawasan ekonomi itu. "Saya bukan nakut-nakuti lho, tapi perlu waspada," sambungnya.
Karenanya pula, putri Proklamator RI Soekarno itu menganggap klaim tentang angka-angka keberhasilan pemerintah tak lebih dari statistik yang belum tentu sama kenyatannya di lapangan. "Saya kan ada pengalaman jadi presiden. Saya tahu bagaimana bikin pidato itu," ucapnya.
Megawati menambahkan pula bahwa selama dirinya jadi presiden, setiap bahan pidato hatus benar-benar sesuai kenyataan. "Saya tanya ke menteri-menteri saya. Beberkan realitas di lapangan. Kita bisa saja bikin pidato yang kita mau. Tapi yang paling penting adalah yang akan kita sampaikan itu obyektif, realistis dengan apa yang sudah kita jalankan dan lihat di lapangan," pungkasnya.
Sebelumnya Presiden SBY saat menyampaikan nota keuangan RAPBN 2013 mengungkapkan, dalam Semester I 2012 investasi tumbuh dua digit sebesar 11,2 persen. SBY memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun 201 dapat dipertahankan pada kisaran 6,3 persen hingga 6,5 persen. (ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahas RAPBN 2013, Ini Catatan Penting untuk Pemerintah
Redaktur : Tim Redaksi