Melawat ke Inggris, Trump Malah Hina Wali Kota London dan Istri Pangeran Harry

Selasa, 04 Juni 2019 – 11:59 WIB
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menandatangani proposal anggaran pemerintah federal yang menandai berakhirnya shutdown. Foto: EPA

jpnn.com, LONDON - Presiden AS Donald Trump baru saja memulai lawatan resmi tiga hari di Inggris kemarin. Tapi, dia sudah membawa masalah bertubi-tubi dalam kunjungan kenegaraan keduanya tersebut. Tentu saja itu menambah problem di negara yang sudah tertekan dengan masalah Brexit tersebut.

Belum juga mendarat di Bandara Stansted, Trump sudah menyapa "kawan lama"-nya, Wali Kota London Sadiq Khan. Dia menyebut Khan sebagai pecundang sejati yang tak sanggup mengelola ibu kota Inggris. "Dia seharusnya fokus menangani kejahatan di wilayahnya. Bukan saya," ungkapnya dalam akun Twitter pribadinya.

BACA JUGA: Popularitas Partai Brexit Melejit, Donald Trump Ikut Mendukung

Sapaan itu datang setelah Trump mendengar selentingan tentang komentar Khan sehari sebelum kedatangannya. Dalam artikel yang dirilis The Guardian, Khan mengibaratkan politikus Partai Republik AS itu sebagai tokoh fasisme abad modern. Dia menyesalkan keputusan pemerintah Inggris yang menggelar karpet merah untuk pemimpin 50 negara bagian tersebut.

BACA JUGA: Donald Trump Kembali Terancam Pemakzulan

BACA JUGA: Karet Gelang

Dua tokoh politik itu memang punya problem di masa lalu. Mereka sudah bertikai saat Trump mengunjungi London pada 2018. Khan memancing kemarahan Trump karena mengizinkan balon udara Baby Trump terbang di angkasa Inggris.

Sedangkan Khan sudah lama sebal dengan sentimen sang taipan terhadap muslim. "Hinaan kekanak-kanakan seperti itu seharusnya tak keluar dari mulut presiden AS," ujar juru bicara Khan kepada Agence France-Presse.

BACA JUGA: Kepemilikan Senjata Api Bakal Jadi Isu Hangat Pilpres AS 2020

Khan bukan satu-satunya masalah Trump di Inggris. Banyak juga pihak yang menyimpan dendam setelah menjadi sasaran kritik ayah Ivanka itu. Tak terkecuali keluarga bangsawan Inggris.

Hari pertama, Trump seharusnya menjadi tamu jamuan teh dan pesta oleh Ratu Elizabeth II dan Pangeran Charles. Tapi, istri Pangeran Harry, Meghan Markle tidak datang. Beberapa saat lalu Trump menyebut Markle menjijikkan setelah mengetahui bahwa sang aktris pernah melabeli Trump sebagai misoginis. 

"Saya tidak pernah menyebut dia (Markle, Red) menjijikkan. Itu hanya karangan media," sangkal pria 72 tahun tersebut.

Hari ini, Trump djadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Theresa May. Satu lagi agenda yang diperkirakan bakal membawa masalah. Sebab, Trump akan memaksakan nasihat untuk keluar dari Eropa kepada pejabat-pejabat yang tak lagi punya taji. Perlu diketahui, May sudah menyatakan pengunduran dirinya bulan lalu.

Karena itulah, Trump tak malu-malu untuk mengirimkan pesan kepada kandidat perdana menteri selanjutnya. Menurut dia, kemungkinan bertemu dengan aktivis pro-Brexit Boris Johnson atau Nigel Farage masih terbuka lebar.

"Potensi (ekonomi, Red) Inggris sangat besar. Mereka harus segera mengeksekusi rencana (Brexit, Red)," tegas Trump kepada Sunday Times.

Analis hubungan internasional Nile Gardiner menilai, tujuan Trump dalam kunjungan kali ini bukanlah May atau Ratu Elizabeth II, melainkan sosok yang bakal menjadi pemimpin Britania Raya di masa depan. Dia berharap pengganti May punya sentimen terhadap Uni Eropa.

Pemerintah Inggris yang sedang lumpuh pun bingung dengan situasi tersebut. Menteri Luar Negeri Inggris Jeremy Hunt mengatakan, Inggris dan Trump memang punya perbedaan dalam beberapa isu.

"Soal kesepakatan nuklir Iran atau jaminan kesehatan, kami tak sepaham. Tapi, dia adalah pemimpin negara sekutu Inggris," tegasnya. (bil/c11/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Trump Gebuk Huawei, Tiongkok Hajar Petani AS


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler