SURABAYA -- Perkembangan kondisi Ramdan Aldil Saputra, semakin menggembirakanSetelah menjalani tiga operasi besar (transplantasi liver dan dua kali operasi otak) di RSUD dr Soetomo dalam seminggu terakhir, kondisi bocah yang masih berusia 3,5 tahun itu terus menunjukkan tanda-tanda membaik
BACA JUGA: Bunda Ramdan Sempat Stress
Kemarin pagi (1/5), Ramdan bisa dikatakan sudah hampir sepenuhnya sadarBACA JUGA: Ramdan Mulai Gerakkan Kaki
Bahkan, refleks Ramdan sudah sangat bagus.Ketika disapa, mantan penderita kelainan liver atresia bilier (saluran empedu tak terbentuk) itu merespons dengan menoleh
BACA JUGA: Bunda Bilqis Semangati Bunda Ramdan
Kedua mata Ramdan, yang Jumat (30/4) pagi masih terlihat tidak simetris saat terbuka karena bengkak, kemarin terlihat lebih baik."Gerakan, refleks-refleksnya, semua sudah membaik," kata dr Philia Setiawan SpAn-KIC, dalam konferensi pers di lantai 2 Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr Soetomo siang kemarin.
Philia adalah spesialis anestesi serta konsultan Intensive Care Unit (ICU) dan critical care yang menangani Ramdan bersama dr Arie Utariani SpAn-KIC dan dr Elizeus Hanindito SpAn-KICSejak usai operasi transplantasi liver dengan donor dari ibunya Sabtu pekan lalu (24/4), Ramdan dirawat secara intensif dalam ruang khusus di ICU lantai 2 GBPT
Refleks, gerakan, dan respons Ramdan memang menjadi poin utama yang benar-benar diperhatikan oleh tim dokter yang menangani RamdanMaklum, selama dua hari berturut-turut, yakni pada Rabu (28/4) dan Kamis (29/4), Ramdan menjalani operasi otak atau trepanasi (operasi dengan membuka tulang tengkorak) yang terbilang beratOperasi Rabu malam itu dilakukan untuk menghentikan perdarahan pada otak kanan depannyaKeesokan harinya, dia kembali ditrepanasi karena terjadi perdarahan baru pada otak kirinyaTindakan itu dilakukan agar perdarahan yang terjadi pada otak Ramdan tidak menggumpal dan menekan otak, sehingga tidak mengancam jiwanya
Perdarahan itu sendiri terjadi karena pembuluh darah Ramdan sangat rapuh, sebagai salah satu akibat dari 3,5 tahun menderita atresia bilierKelainan itu membuat saluran yang menghubungkan kantung empedu dengan ususnya tidak terbentuk, sehingga cairan empedu tidak bisa mengalir ke ususAkibatnya, cairan yang seharusnya "meracuni" kuman-kuman dalam usus itu malah merembes dan "meracuni" liver, pembuluh darah, dan tulang-tulang Ramdan
Pembuluh darah yang sudah rapuh itu tidak mampu menahan tekanan darah Ramdan yang naik karena mengonsumsi obat immunosuppressive jenis tacrolimus untuk menekan penolakan tubuhnya terhadap liver baruPembuluh darah yang paling rapuh kemungkinan ada pada otak RamdanKarena itulah, perdarahan lantas terjadi pada bagian otaknya
Agar beban pembuluh darahnya tidak terlalu berat, pascaoperasi tim dokter "menidurkan" Ramdan dengan sedasiDosis tacrolimus yang harus dia konsumsi juga dikurangiUntuk menghentikan pemberian obat itu, jelas tidak mungkinSebab, seumur hidup Ramdan harus mengonsumsi tacrolimus untuk mencegah penolakan tubuhnya terhadap liver baru yang dia dapat dari sang ibu itu
Untuk mencegah pembuluh darah Ramdan pecah, tim dokter berusaha mengatur tekanan darahnya dengan memberikan obat anti tekanan darah tinggiKemarin, tekanan darah Ramdan sudah mencapai 115/80Ini dianggap lumayan bagus (normalnya 100/70)Jika tanpa obat, tekanan darahnya bisa mencapai 140/100Tim dokter juga terus memonitor kondisi Ramdan dengan melakukan tes laboratorium dan beberapa kali CT-scan
Namun, hingga kemarin, tak terdeteksi lokasi perdarahan otak baruPanas tubuh bocah itu tidak naik, aliran darah pada pembuluh-pembuluh yang disambungkan dari liver ke tubuhnya bagus, dan hasil tes laboratoriumnya menunjukkan bahwa produksi SGOT/SGPT dan bilirubinnya tidak lagi tinggi
SGOT/SGPT adalah enzim yang diproduksi oleh sel-sel hati, sedangkan bilirubin merupakan zat yang diproduksi oleh empeduJika fungsi liver terganggu, kadar zat-zat tersebut akan sangat tinggiHasil tes laboratorium Ramdan yang menunjukkan bahwa kadar zat-zat tersebut dalam batas normal, ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi penolakan terhadap liver baru yang dicangkokkan kepada Ramdan
Artinya, sampai kemarin, baik kondisi liver maupun otak Ramdan sudah tidak lagi mengalami gangguan"Tidak ada yang perlu dikhawatirkanTapi, kami masih terus memantau sampai beberapa hari ke depan," kata Ketua tim liver transplant RSUD dr Soetomo, dr Sjamsul Arief SpA(K) MARS kepada Jawa Pos.
Hal yang membuat kondisi Ramdan begitu cepat pulih adalah semangat hidup dan fisiknya yang luar biasa kuatSetelah "dihajar" tiga operasi berat dalam waktu seminggu, Ramdan bisa pulih dengan begitu cepatJumat (30/4) lalu bocah itu sudah bisa bernafas dengan spontan, tanpa harus dibantu oleh respiratorRamdan juga mulai "disuapi" tetesan susu
Kemarin, selang arteri line pada pergelangan tangan Ramdan, yang tadinya untuk mengukur tekanan darah bocah itu, sudah dilepasTim dokter juga mulai menambah takaran susu yang diberikan kepadanyaRamdan disuapi susu sebanyak 20cc setiap tiga jamProtokol liver transplant memang mengharuskan pasien cangkok hati diberi minum seminggu setelah operasiItu dilakukan untuk menambah nutrisi pasien serta melatih liver barunya mencerna zat makanan.
Sedasi untuk "menidurkan" Ramdan juga kemarin sudah distopHal tersebut jelas membuat bocah kelahiran 27 September 2006 itu makin aktifKalau Jumat lalu masih sering tidur, kemarin dia lebih aktif menggerak-gerakkan tubuhnya, jigang (menyilangkan kaki) dan menolehkan kepalaMeski kedua tangannya belum bisa bergerak bebas karena masih diikat agar tidak menarik-narik selang yang terpasang pada tubuhnya.
Yang juga menggembirakan, kemarin Ramdan sudah bisa mengenali wajah-wajah keluarganyaHal itu terjadi ketika sang ayah, Bambang Sutondo Winarno membawakan album foto keluarga ke kamar RamdanIbu Ramdan, Sulistyowati, sengaja membawa album itu dari Trenggalek saat Ramdan mulai dirawat di RSUD dr Soetomo Februari lalu
Dalam album itu, ada foto Ramdan, Bambang, Sulistyowati, serta dua kakak RamdanAnak pertama dan kedua Bambang, Ratri Kusuma Wardhani dan Wiendha Ratnasari Dewati, memang tak bisa menemani sang adik di SurabayaRatri kuliah di Malang, sedangkan Winda sekolah di salah satu SMA di Trenggalek.
Selama di rumah sakit, album itu sering dipakai mainan oleh RamdanAlbum itu sekaligus menjadi pengobat rindu Ramdan pada kakak-kakaknyaKemarin, sang ibu meminta Bambang membawakan album itu dari kamarnya di ruang 609 Graha Rawat Inap Utama (GRIU) Graha Amerta ke kamar Ramdan ICU"Pikirnya nyonya saya bisa buat mainan RamdanKalau kangen, bisa lihat foto-foto itu," kata Bambang.
Memang benarRamdan paham kalau yang ada dalam foto itu adalah keluarga yang sangat dia sayangi dan dia rindukanBuktinya, begitu melihat foto itu, Ramdan langsung menangisMaklum, selama ini, Ramdan memang sangat dekat dengan ayah, ibu, dan kakak-kakaknyaJika salah satu anggota keluarganya tak ada di dekatnya, dia selalu rewel dan menangis"Kalau saya mau pergi, itu selalu rewel ingin ikutKalau saya pulang kerja, terus belum saya ajak main, itu juga rewelYa sudah, fotonya disimpan dulu sajaBiar anaknya sembuh dulu," kata Bambang sambil tersenyum.
Setelah kondisi Ramdan pascaoperasi otak dinyatakan stabil, Bambang, yang awalnya sempat tak bisa tidur, mengaku sudah tenang"Sekarang tidur saya sudah agak nyenyakBeban itu rasanya berkurang," ungkapnyaYang paling dia inginkan saat ini adalah Ramdan segera sehat, supaya keluarganya bisa berkumpul kembali"Kakak-kakaknya setiap hari nelepon, menanyakan kondisi RamdanSemoga kondisi Ramdan terus membaik, biar bisa segera kumpul lagi," imbuh Kepala SMPN 2 Tugu, Trenggalek, itu
Namun, Bambang tampaknya masih harus bersabar menungguSebab, akibat perdarahan otak yang dia alami, masa kritis Ramdan menjadi makin panjangKalau setelah cangkok hati diprediksi dalam seminggu sudah bisa keluar ICU, karena operasi otak itu dia harus tinggal lebih lama dalam ruang dengan sterilisasi maksimum itu"Kami pantau setiap hariMungkin, dua atau tiga minggu lagi baru bisa keluar ICU," kata dr Arie Utariani SpAn-KIC(rum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ibu Negara Beri Perhatian Ramdan
Redaktur : Soetomo Samsu