jpnn.com - jpnn.com - Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Martapura, Kalimantan Selatan tak hanya diisi orang dewasa.
Lima balita juga menjadi penghuni lapas karena ibu mereka ditahan.
BACA JUGA: Kasihan, Titip Anak ke Sepupu Ternyata Malah Dijual
Meski begitu, kondisi mereka tetap baik. Balita-balita itu montok, lucu, dan menggemaskan.
Potongan rambut balita-balita itu juga kekinian.
Selama ini, warga binaan yang melahirkan di dalam lapas diberikan kelonggaran untuk merawat bayi.
Warga binaan lain juga memberikan dukungan kepada rekannya yang melahirkan di lapas.
“Kami diberikan kebebasan merawat, mendirikan ayunan juga dibolehkan dengan sesama kawan napi satu sel berganti-gantian menyemangati,” kata Mawar (nama samaran), salah satu warga binaan sambil menggendong anak ketiganya yang berusia enam bulan.
Perempuan dari Pulau Jawa ini terlihat enjoy saat merawat balitanya.
Mawar tak terlalu terbebani biaya perawatan karena anaknya mau menyusu ASI.
“Paling yang bikin sedih karena tidak dijenguk keluarga. Maklum semua tinggal di Jawa,” tutur Mawar.
Kondisi itu membuat Ustazah Barkeh memberanikan diri meminta wadah untuk mendidik balita.
Selama ini, Barkeh memang rutin mengajari warga binaan mengaji empat kali dalam sepekan.
“Bisa, dong, kami buatkan PAUD agar balita ini juga bisa tumbuh kembang dengan baik. Bila mamanya mengaji, si anak kami buatkan tempat bermain,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Lapas Perempuan Martapura Yunengsih mengatakan, jumlah balita akan bertambah karena saat ini ada warga binaan yang sedang hamil.
Dia menyiapkan petugas kesehatan untuk memantau kandungan serta membantu kelancaran proses persalinan.
”Alhamdulillah bayi di sini sehat-sehat, padahal menyatu dengan warga binaan,” pungkasnya. (mam/yn/ram)
Redaktur & Reporter : Ragil