jpnn.com, JAKARTA - Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur menjadi tempat khusus untuk menguburkan jenazah terinfeksi Covid-19. Sejak angka pandemi naik di Ibu Kota, hampir setiap hari selalu ada jenazah baru yang datang untuk dimakamkan.
Reporter jpnn.com berkesempatan melihat proses pemakaman jenazah positif Covid-19 di Pondok Ranggon dengan menjaga jarak aman dan menerapkan protokol kesehatan.
BACA JUGA: Hari Ini Petugas TPU Pondok Ranggon Sudah Menguburkan 28 Jenazah Covid-19
Siang itu, Senin (21/9) terlihat tiga mobil ambulans yang bersiap memasuki Blok A1 Blade 100 dan 101 di Pondok Ranggon, Jakarta Timur.
Tak hanya ambulans, beberapa mobil juga turut mengiringi kendaraan tersebut, yang biasanya berisikan keluarga ataupun kerabat untuk mengantarkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Sebelum peti dikeluarkan dari ambulans, petugas di TPU Pondok Ranggon terlebih dulu memeriksa surat yang berisikan identitas jenazah.
"Di surat itu tertulis nama, agama, jenis penyakit yang opsinya menular atau tidak, agama, hingga asal rumah sakit," ujar Babinsa TPU Pondok Ranggon, Suris, Senin (21/9).
Dari surat ini, maka petugas akan menentukan di blok mana jenazah akan dimakamkan. Apabila jenazah teridentifikasi Covid-19, maka akan dimakamkan di blok khusus jenazah Covid-19.
"Sebaliknya, jika tidak ada indikasi, maka jenazah akan dimakamkan secara reguler," tambah Suris.
Untuk jenazah Covid-19, mobil ambulans akan diarahkan menuju pemakaman khusus. Saat peti dikeluarkan, petugas di TPU akan menyemprot seluruh mobil ambulans beserta petugas medis yang mengangkut peti jenazah ke liang kubur.
Di atas liang, peti jenazah diikat, barulah kayu perlahan ditarik untuk dimasukkan ke dalam lubang galian.
Sebelum dikubur, petugas TPU biasanya memanggil salah satu perwakilan keluarga untuk melakukan azan terhadap jenazah. Tak lupa, perwakilan jenazah ini juga disemprot dulu dengan cairan disinfektan.
"Tetap kami batasi, hanya satu orang yang boleh masuk. Anggap saja itu penghormatan terakhir," ujar Amir Hamzah selaku petugas yang berjaga di area tersebut.
Usai dikuburkan, barulah petugas memanggil beberapa pihak atau keluarga lain yang ingin mendoakan jenazah.
Dari pantauan jpnn.com, meskipun sudah diizinkan mendekat, dari puluhan orang yang hadir, hanya tiga sampai lima orang saja yang berani masuk ke area tersebut.
Selain itu, petugas juga menyemprotkan cairan disinfektan ke pihak keluarga, baik saat masuk ataupun keluar dari area.
Agung Susilo selaku salah satu petugas mengatakan, penyemprotan ini wajib dilakukan meskipun jumlah keluarga yang memasuki area pemakaman terpantau banyak.
"Harus disemprot, tanpa terkecuali. Seandainya yang masuk 20 orang, ya semuanya harus mau disemprot," katanya.
Dalam sehari, Agung bisa menghabiskan sekitar tiga hingga lima dirijen cairan disinfektan.
Terkait metode, penyemprotan ini dilakukan dengan cara memutar dari bagian atas dan bawah tubuh sembari memutar badan.
"Harus berputar juga badannya. Sekalian merem. Soalnya perih ini kalau kena mata, walaupun percikannya saja," tambah Agung.
Sebagai orang yang bekerja di garis depan, Agung juga memiliki strategi khusus untuk mencegah penularan virus dalam melayani jenazah Covid-19. Setelah bekerja, ia dan timnya harus mandi terlebih dulu di area TPU yang disediakan.
"Setelah selesai kerja hingga jam 7 malam, kami harus mandi dulu di sini. Sampai di rumah, saya juga mandi lagi. Ganti baju lagi. Saya enggak mau keluarga kena dari saya," tambahnya.
Selain itu, pihak kantor juga telah menyediakan rapid test kepada para petugas di sana.
"Dalam sebulan, kami bisa tes sampai tiga kali. Alhamdulillah sampai saat ini hasilnya negatif Covid-19," tandas Agung.(mcr4/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA JUGA: Asri Welas: Mukanya Dian Sastro, Kakinya Aku itu
BACA JUGA: Ini Gejala yang Dialami Nunung Sebelum Dinyatakan Positif Covid-19
Redaktur & Reporter : Dicky Prastya