JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon menyayangkan kembali terjadinya penyanderaan terhadap satu kapten kapal asal Indonesia di perairan timur laut negara bagian Sabah, Malaysia Rabu (3/8). Menurutnya, jika ini terus terjadi maka tentu ada sistem yang salah dan seharusnya menjadi bahan perbaikan.
"Harusnya, kan sejak awal dikeluarkan travel warning dan harus ada penjelasan terutama kepada awak kapal bahwa lintang berapa, bujur berapa tidak boleh dilewati. Berulang kali terjadi nampaknya tidak ada perubahan dan tidak ada langkah perbaikan," kata Fadli di Senayan Jakarta, Senin (8/8).
Berulangnya peristiwa penculikan WNI, lanjutnya, menunjukkan kegagalan negara melindungi segenap tumpah darahnya. Indonesia dibuat malu karena dijadikan mesin ATM oleh para perompak.
"Kita malu, kok bisa sekelompok gerombolan perompak melakukan ini terhadap rakyat Indonesia. Sepertinya pemerintah tidak punya kekuatan dan daya apapun untuk melindungi warga negaranya. Kita ini negara yang berdaulat, tapi begitu mudahnya diintervensi oleh gerombolan perompak," tegasnya.
Menurut Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini, adalah kewajiban bagi negara untuk menyelamatkan setiap warga negara dari tangan penyandera. Dia mendesak pemerintah bergerak cepat menyelesaikan masalah ini.
"Apakah dengan cara diplomasi atau transaksi, menurut saya tidak lagi penting karena ini sudah menyangkut harkat dan martabat bangsa. Tapi penyanderaan itu tidak boleh berulangkali terjadi apalagi di perairan laut relatif berdekatan," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA JUGA: Politikus PDIP Kritik Gedung Parlemen Mirip Taman Kanak-kanak
BACA ARTIKEL LAINNYA... Densus 88 Temukan Target Serangan Jaringan Bahrun Naim
Redaktur : Tim Redaksi