Memanas Lagi, Arab Saudi dan Turki Saling Blokir

Senin, 20 April 2020 – 13:42 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

jpnn.com, ANKARA - Pemerintah Turki memblokir sejumlah situs berita Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UAE). Kebijakan tersebut merupakan balasan setelah lembaga penyiaran dan kantor berita Turki terlebih dahulu diblokir di Arab Saudi.

Langkah saling membalas itu disebut-sebut terkait dengan perselisihan terkait pembunuhan jurnalis Jamal Kashoggi pada 2018 lalu di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, yang kemudian membuat relasi antara kedua negara menjadi buruk.

BACA JUGA: Update Corona: Erdogan Tak Berdaya, Turki Peringkat Tujuh Dunia

Pengguna internet di Turki sempat mencoba mengakses situs kantor berita Arab Saudi SPA, kantor berita UAE WAM, dan sejumlah situs lainnya hingga mereka mendapat pesan yang bertuliskan bahwa situs-situs tersebut diblokir oleh pihak berwenang Turki.

Situs berita berbahasa Turki dari media independen yang berbasis di London dan dijalankan oleh perusahaan asal Arab Saudi, independentturkish.com, menjadi salah satu laman internet yang diblokir.

BACA JUGA: Update Corona 18 April 2020: Turki Makin Parah, Sebentar Lagi Lampaui Tiongkok

"Kami yakin bahwa ketegangan antara Arab Saudi dan Turki terlukiskan dengan apa yang kami alami," kata editor Nevzat Cicek, yang juga menyebut bahwa pemblokiran itu terlihat seperti upaya balasan terhadap Arab Saudi.

Sayangnya, Kementerian Kehakiman Turki tidak bersedia berkomentar terkait hal ini, sementara kantor media pemerintahan Arab Saudi juga belum memberikan respon.

BACA JUGA: Update Wabah Virus Corona di Timur Tengah: Iran dan Turki Sangat Parah

Sepekan sebelum peristiwa ini, Arab Saudi memblokir akses terhadap beberapa situs media Turki, termasuk milik lembaga penyiaran negara TRT dan kantor berita Anadolu. Sementara masyarakat di UAE, sekutu dekat negara itu, mengatakan mereka bisa mengakses situs-situs Turki tersebut pada Minggu.

Bagaimanapun, pembunuhan Kashoggi yang merupakan jurnalis Arab Saudi pengkritik pemimpin de facto negaranya, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, menjadi titik peningkatan ketegangan relasi Arab Saudi dan Turki.

Bulan lalu, jaksa Turki mendakwa salah seorang ajudan dekat pangeran serta mantan wakil kepala intelijen Arab Saudi turut bertanggungjawab terhadap pembunuhan Kashoggi, bersama 18 orang lainnya yang melakukan kejahatan itu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pembunuhan itu diperintahkan oleh pejabat tertinggi pemerintahan Arab Saudi. Pangeran Mohammed sendiri membantah dirinya terlibat, tetapi dia memikul tanggung jawab terhadap kejadian itu sebagai seorang pemimpin negara. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler