Update Wabah Virus Corona di Timur Tengah: Iran dan Turki Sangat Parah

Senin, 13 April 2020 – 16:01 WIB
Negara-negara di Timur Tengah masih kewalahan menghadapi wabah virus corona. Foto: AFP

jpnn.com, KAIRO - Negara-negara di Timur Tengah masih kewalahan menghadapi wabah virus corona. Republik Islam Iran dan Turki jadi yang paling parah terdampak dengan jumlah kasus saningat jauh di atas negara-negara lainnya.

Iran pada Minggu (12/4) melaporkan 1.657 kasus baru, sehingga total kasus di negara itu menjadi 71.686. Jumlah orang yang meninggal juga bertambah menjadi 4.474

BACA JUGA: Warga Tolak Jenazah Corona, Jalan ke Pemakaman Diblokade

Menurut Kepala Pusat Hubungan Masyarakat dan Informasi Kementerian Kesehatan dan Pendidikan Medis Kianush Jahanpur, total 43.894 pasien telah sembuh dan meninggalkan rumah sakit, sementara 3.930 orang masih dalam kondisi kritis.

"Sejauh ini, sebanyak 263.388 tes COVID-19 telah dilakukan," lanjutnya.

BACA JUGA: Corona Menggila, Kapal Pesiar Kepresidenan Filipina Disulap Jadi Rumah Sakit

Guna memerangi coronavirus, para komandan Garda Revolusi Islam Iran memutuskan untuk menyumbang sebagian dari gaji mereka kepada orang-orang yang kehilangan pekerjaan.

Para komandan itu akan terus menyumbangkan 20 persen dari gaji bulanan mereka hingga krisis coronavirusbaru berakhir di Iran.

BACA JUGA: Update Corona 11 April 2020: Situasi di Israel Makin Parah

Iran mengumumkan kasus COVID-19 pertama pada 19 Februari, serta mencatat jumlah kasus terkonfirmasi dan kematian tertinggi di kawasan Timur Tengah pada Minggu.

Sementara itu di Turki, total kasus COVID-19 meningkat menjadi 56.956 dengan 4.789 kasus baru yang dilaporkan pada Minggu (12/4).

Korban meninggal akibat coronavirusbaru di negara itu mencapai 1.198 orang, dengan 97 kematian baru.

"Turki melakukan total 35.720 tes dalam 24 jam terakhir, sehingga jumlah tes menjadi 376.100," cuit Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca di Twitter.

Sebanyak 3.446 pasien telah pulih di negara yang dipimpin Presiden Recep Tayyip Erdogan tersebut. Sementara 1.665 pasien masih berada di unit perawatan intensif dan 978 orang diintubasi.

"Tren penurunan dalam transisi ke perawatan intensif terus berlanjut. Ada penurunan jumlah pasien yang diintubasi. Setelah melakukan lebih banyak tes, dapat diprediksi bahwa lebih banyak kasus terdeteksi dan diisolasi," kata Koca.

Di Israel, Kementerian Kesehatan mengungkapkan bahwa jumlah kasus COVID-19 naik menjadi 11.145, meningkat 402 kasus baru setiap hari.

Kementerian itu juga melaporkan dua kematian baru akibat virus tersebut, sehingga menambah jumlah korban menjadi 103.

Sejak Sabtu (11/4) malam sebanyak 286 pasien telah pulih, jumlah tertinggi kasus pemulihan harian di Israel sejauh ini. Dengan demikian total pemulihan di Israel menjadi 1.627.

Arab Saudi pada Minggu mengumumkan 429 kasus COVID-19 baru dan tujuh kematian tambahan, sehingga total kasus di negara itu menjadi 4.462.

Uni Emirat Arab mengumumkan 387 kasus COVID-19 baru, sehingga total kasus terkonfirmasi di negara tersebut menjadi 4.123.

Mesir pada Minggu mengonfirmasi 126 kasus baru dan 13 kematian akibat COVID-19, menambah jumlah kasus yang terdaftar di negara itu menjadi 2.065, termasuk 159 kematian. Sementara itu, angkatan bersenjata mulai mendistribusikan masker wajah secara gratis kepada warga di tempat-tempat umum untuk mengendalikan penyebaran COVID-19.

Aljazair pada Minggu mengatakan bahwa kasus baru coronavirustelah mencapai 1.914 di negara di Afrika Utara tersebut, dengan jumlah kematian 293.

Di Maroko, sebanyak 116 kasus COVID-19 baru dilaporkan pada Minggu, sehingga total kasus menjadi 1.661 dengan jumlah kematian mencapai 118, sementara jumlah pasien sembuh 177.

Kasus terkonfirmasi di Kuwait naik menjadi 1.234 pada Minggu, sementara Kementerian Kesehatan Irak mengonfirmasi 34 kasus baru COVID-19, sehingga total infeksi menjadi 1.352.

Oman pada Minggu melaporkan 53 kasus COVID-19 baru, sehingga total kasus di negara itu menjadi 599.

Yordania mengonfirmasi delapan kasus baru, menambah jumlah keseluruhan kasus menjadi 389. Negara itu pada Minggu juga memutuskan untuk memperpanjang penangguhan kerja untuk semua lembaga publik, kementerian, sekolah, universitas dan lembaga pendidikan hingga 30 April. (xinhua/ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler