Memanfaatkan Bambu sebagai Salah Satu Potensi Hutan Rakyat

Jumat, 12 Oktober 2018 – 17:00 WIB
Menteri LHK Siti Nurbaya di Kota Banjar, Jabar. Foto: Humas LHK

jpnn.com, BANJAR - Bambu merupakan salah satu produk Hasil Hutan Bukan Kayu yang memberikan nilai ekonomi dan ekologi yang cukup tinggi bagi rakyat.

Bambu juga memiliki potensi yang sangat banyak dengan prospek yang menjanjikan.

BACA JUGA: Ekonomi Kerakyatan Berbasis Bambu Sejahterakan Masyarakat

Tanaman yang satu ini juga menjadi salah satu komoditas yang dihasilkan dari Hutan Rakyat. Hutan Rakyat yang merupakan bagian dari Perhutanan Sosial, tumbuh di atas tanah yang dibebani hak atas tanah atau hak lainnya yang dimiliki oleh rakyat. 

"Terkait hal ini, Kementerian LHK memberikan dukungan untuk Kelompok Usaha Perhutanan Sosial dalam bentuk pendampingan. Baik penguatan kelembagaan maupun pemasarannya," ujar Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Bambang Supriyanto.

BACA JUGA: KLHK Terima Masukan Masyarakat untuk RPP Baru

Seperti halnya di Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat. Kelompok masyarakat di desa ini mengusahakan bambu sebagai komoditas utama untuk menopang kehidupan sehari-hari. 

Menurut Amin Hambali, Ketua Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Bambu Desa Mekarharja, usaha bambu ini mampu memberikan lapangan pekerjaan masyarakat dan mencukupi kehidupan sehari-hari kelompok.

BACA JUGA: Indonesia dan Finlandia Perkuat Kerja Sama Lingkungan Hidup

Produk kelompok usaha ini antara lain, peralatan makan, tas bambu, keranjang, bambu laminasi, rumah bambu, dan bambu awetan.

"Produk bambu dari desa ini telah dipasarkan keseluruh Indonesia dan bahkan untuk produk bambu laminasi diekspor ke China," ujar Amin saat ditemui di workshop "Sahabat Bambu Banjar", Jumat (12/10/2018).

Amin juga menjelaskan bahwa untuk mendapatkan bambu sebagai bahan utama tidak sulit.

“Di daerah sini banyak pohon bambu, jadi tidak susah mendapatkannya, tapi kadang ada permintaan jenis bambu tertentu dari pembeli, sehingga kadang harus mencari keluar daerah atau ke komunitas bambu lainnya,” ujar Amin.

Adanya ketersediaan pohon bambu yang melimpah di hutan rakyat Desa Mekarharja, menjadikan masyarakat kreatif untuk mengolah bambu menjadi berbagai kerajinan warganya.

"Alhamdulillah sejak usaha ini dimulai 2013, kini semakin berkembang menjadi salah satu ikon desa Mekarharja," katanya.

Dalam rangka memperkuat usaha dan kelembagaannya, Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Desa Mekarharja bergabung dengan Yayasan Rumah Kreatif Indonesia.

Dengan menjadi anggota jaringan bambu nasional, mereka bisa saling bertukar informasi seputar bambu baik produksi maupun pemasaran. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Raih Nilai 92,48, KLHK Raih Penghargaan dari ANRI


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Menteri Siti   KLHK  

Terpopuler