jpnn.com, MAGETAN - Seni Budaya Tradisional Reog, Jaranan, dan Kesenian Ledhug dalam perjalanannya terus berkembang dalam sejarah, kesenian yang sudah jarang dipertunjukan ini memang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat kota yang berjulukan “Kota Kaki Gunung” Magetan Jawa Timur itu.
Oleh karena itu, Sekretariat Jenderal MPR RI sengaja memilih seni budaya ini sebagai salah satu metode sosialisasi Empat Pilar MPR RI, yang dilaksanakan di Yayasan Ar Raudlah Desa Tinap, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur, pada Sabtu (21/9/2019), disambut gembira warga masyarakat serta dipenuhi penonton yang datang dari berbagai pelosok desa.
BACA JUGA: MPR RI: Pergelaran Seni Budaya Mampu Merajut Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah saat memberi sambutan sebagai panitia pelaksana mengungkapkan MPR memilih seni budaya sebagai salah metode sosialisasi karena di dalam seni budaya tradisional ini, mengandung filosofi yang berisi tuntunan dan panutan, selain sebagai tontonan.
Lebih lanjut, Siti Fauziah menjelaskan, dalam memasyarakatkan Empat Pilar, MPR menggunakan berbagai metode.
BACA JUGA: Pergelaran Seni Budaya Empat Pilar MPR Semarak di Cianjur
Selain untuk Sosialisasi MPR juga ikut melestarikan seni budaya daerah serta memperkuat rasa kebhinnekaan yang sudah terbangun selama ini.
Sementara Bupati Kabupaten Magetan, Dr. Drs. Suprawoto, SH, M.Si, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada MPR yang sudah menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar di daerah kaki gunung lawu ini.
BACA JUGA: Status Jadi ASN, Belum Tentu Kesejahteraan Pegawai KPK Menurun
“Karena sekarang ini masyarakat sudah enggan bicara Pancasila, dan berharap dengan Sosialisasi melalui pagelaran ini masyarakat juga dihimbau menjaga persatuan agar kita tidak terpecah belah,” tuturnya.
Sosialisasi dan pertunjukan seni budaya ini tidak hanya sebagai tontonan tapi mari kita ambil hikmah yang terkandung dari Empat Pilar MPR RI dan makna yang tercantum dalam Pancasila untuk ujar Suprawoto.
Pergelaran Seni Budaya di Kota yang berjulukan “Kota Kaki Gunung” ini dibuka oleh anggota MPR RI yaitu Drs. H. Guntur Sasono, M.Si., dan dihadiri oleh Bupati Kabupaten Magetan: Dr. Drs. Suprawoto, SH, M.Si, Wakil Bupati: Nanik Endang Rusminiarti M.Pd, Kepala Biro Humas Setjen MPR Siti Fauziah, SE., MM., Anggota DPRD Kab. Magetan: H. Soim, Sekretaris Daerah Kab. Magetan: Bambang Tri Yanto, Ketua Yayasan Ar Raudlah Dra Hj. Retno Djumhariati, MM., Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi Biro Humas MPR RI: Muhamad Jaya dan Ketua Yayasan Samudra Ilmu Cendekia Jombang: Dr. Arifin, serta dihadiri oleh Muspika Kecamatan Sukomoro dan para tokoh masyarakat desa Tinap.
Guntur Sasono dalam sambutannya menyampaikan bahwa ada empat hal pokok di negara ini yang harus kita sosialisasikan kepada masyarakat yaitu nilai nilai Empat Pilar MPR RI, seperti Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara, UUD NRI Tahun 1945 sebagai konstitusi negara, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
“Karena dalam Empat Pilar MPR RI terkandung semangat Gotong Royong yang sudah menjadi jati diri bangsa Indonesia. Mari kita maknai nilai-nilai Pancasila itu agar kita terhindar dari perpecahan seperti yang dialami negara lain seperti Uni Sovyet, Yugoslavia dan negara lainnya,” ujar Guntur.
Usai menyampaikan materi sosialisasi, Pagelaran yang menampilkan: Kesenian Reog dan Jaranan, Kesenian Ledhug dan Hadroh dengan bintang Tamu Kirun itupun dimulai dengan ditandai pemukulan Gong oleh Guntur Sasono yang didampingi oleh Bupati Kabupaten Magetan, Wakil Bupati, Kepala Biro Humas Setjen MPR RI, Anggota DPRD, Sekretaris Daerah, Kepala Bagian Pemberitaan, Hubungan Antar Lembaga dan Layanan Informasi Biro Humas MPR RI, Ketua Yayasan Ar Raudlah, Kapolres, Danramil, Camat, serta Ketua Yayasan Samudra Ilmu Cendekia Jombang.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich