jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Wuryanto mengungkapkan, amunisi tajam pesanan Polri yang sempat tertajan di area kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang sudah dipindah ke Mabes TNI untuk disimpan. Amunisi yang akan digunakan Korps Brimob itu sempat tertahan karena belum memperoleh rekomendasi dari Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
"Sudah dipindahkan ke gudang amunisi Mabes TNI sesuai dengan katalog amunisi tajam itu berjumlah 5.932 butir," kata Wuryanto dalam konferensi Pers di Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (10/9).
BACA JUGA: Pengadaan Senpi Dipolemikkan, Begini Penjelasan Pak Menhan
Wuryanto menuturkan, dalam katalog senjata tersebut dijelaskan bahwa amunisi tajam itu mempunyai radius mematikan 9 meter dengan capai hingga 400 meter. Amunisi tersebut memiliki keistimewaan karena setelah meletus, ada ledakan kedua yang mematikan.
"Keistimewaan amunisi adalah setelah meledak kemudian meledak kedua dan menimbulkan pecahan lubang-lubang kecil yang melukai maupun mematikan, geranat bisa meledak sendiri tanpa benturan setelah 14 sampai 19 detik lepas dari laras,” tutur Wuryanto.
BACA JUGA: Ssttt, Ini Rekam Jejak Pemasok Peluncur Granat untuk Brimob
Menurutnya, amunisi spesial yang dimiliki pasukan elite Polri itu tidak dipunyai TNI. "Ini luar biasa. TNI tidak punya senjata seperti itu," tandas Wuryanto.
Sebelumnya, Menkopolhukam Wiranto mengumpulkan semua petinggi negara yang terkait keamanan nasional. Hal itu untuk membicarakan polemik senjata jenis stand alone grenade launcher (SAGL) kaliber 40 x 46 milimeter sebanyak 280 pucuk pesanan Polri.(cr5/JPC)
BACA JUGA: Ustaz Jazuli Ingin DPR Pertemukan Panglima TNI dan Kapolri
BACA ARTIKEL LAINNYA... Aneh, Peluncur Granat Pesanan Polri Baru Diributkan Sekarang
Redaktur & Reporter : Antoni