Membangun Pendidikan Indonesia dari Timur

Oleh: Fransiscus Go, Pemerhati Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Minggu, 10 Maret 2024 – 22:19 WIB
Fransiscus Go, Pemerhati Pendidikan dan Ketenagakerjaan. Foto: dok Pribadi for JPNN.com

jpnn.com - FAJAR terbit dari timur, sebagaimana harapan baik selalu ada bagi, dari, dan oleh Indonesia Timur. Membangun dari Timur merupakan salah satu jalan menuju Indonesia yang semakin maju dan berkualitas.

Sudah saatnya pembangunan dimulai dari daerah menuju pusat sehingga cita-cita pemerataan pembangunan kian tercapai.

BACA JUGA: Strategi Fransiscus Go Lawan TPPO Disambut Baik Pemuda NTT

Salah satu aspek pembangunan negeri ini yang patut dikembangkan secara maksimal adalah pendidikan. Pembangunan ekonomi di satu sisi dengan demikian sejalan dan tidak mengabaikan pembangunan pendidikan atau sumber daya manusia (SDM) di sisi lain. Disokong oleh peningkatan ekonomi, pendidikan semakin maju sebagai modal utama bagi pembangunan Indonesia ke depan.

Pembangunan Manusia

Indonesia memang bangga akan kekayaan alamnya atau sumber daya alamnya yang melimpah. Seiring dengan hasil alam yang mampu diolah guna mendatangkan kesejahteraan tersebut, sumber daya manusia Indonesia tidak kalah penting untuk diolah dan dikembangkan sehingga bisa bersaing dengan negara lain dalam percaturan global.

BACA JUGA: 90 Persen Pemda Sudah Memanfaatkan Rapor Pendidikan, Para Kadis & Kepsek Bersuara 

Semakin tinggi SDM Indonesia semakin mudahlah kiranya bersaing dengan negara lain yang sudah lebih maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Dikarenakan oleh SDA bersifat terbatas sedangkan SDM tidak terbatas dalam arti bisa terus digali untuk dikembangkan, maka pendidikan menjadi aspek penting yang tidak habis untuk dibina guna membentuk manusia Indonesia yang berkualitas unggul dan berdaya saing.

Tak bisa dimungkiri bahwa kemajuan dan kualitas sebuah bangsa dominan ditentukan oleh kemajuan di bidang pendidikan. Pendidikan adalah seni yang memberi warna sekaligus corak wajah sebuah bangsa.

BACA JUGA: Kemendikbudristek Luncurkan Rapor Pendidikan untuk PAUD, Orang Tua Diminta Terlibat 

Tidak melulu ketat dan serius, pendidikan sebagai seni adalah jalan untuk mencintai ilmu pengetahuan, melebihi sekedar mencari nilai atau sekedar untuk tamat sekolah.

Sebagaimana masyhur terlontar, “kita belajar bukan untuk nilai atau sekolah semata, melainkan untuk hidup itu sendiri.”

Jika pendidikan dipandang sebagai pendewasaan hidup, maka ia menjadi sesuatu yang menyenangkan dan asyik. Ketika disposisi batin sudah baik, maka pengetahuan akan mudah merasuk dan mendarahdaging sehingga pada gilirannya diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari di tempat kerja, dalam perihidup di masyarakat.

Wajah bangsa di bidang sosial, ekonomi dan politik serta kebudayaan dibentuk secara fondasional dan substansial oleh moda apa dan bagaimana pendidikan itu berlangsung.

Meratakan Pendidikan

Sekolah-sekolah dan universitas yang baik dan terkenal ada di pulau Jawa. Tanpa mendiskreditkan usaha dan kerja keras para pendidik di daerah, kenyataan bahwa pemerintah masih perlu berjuang untuk meningkatkan mutu pendidikan daerah merupakan fakta sosial di lapangan.

Tak bisa disangkal bahwa mengembangkan pendidikan daerah akan berurusan pula dengan prospek ekonomi dan finansial. Lugasnya, bagaimana mendirikan sekolah dan universitas yang bermutu di daerah yang de facto masih berjuang secara ekonomi?

Tegangan abadi antara motif ekonomi dan upaya penyejahteraan sosial melalui pendidikan akan terus berlangsung dan membutuhkan dialektika yang tidak selalu mudah.

Namun demikian pemerintah tidak berkecil hati. Untuk mulai menaikkan mutu pendidikan daerah dari Indonesia Timur misalnya, tidak ada kata terlambat dan selalu bisa diperbaharui serta berawal dari hal-hal sederhana dengan pengoptimalan sumber-sumber yang ada di daerah terlebih dahulu.

Perjalannya mungkin panjang, mulai dari pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, mentalitas pendidikan hingga kualitas pendidikan.

Efektifitas pendidikan dengan demikian tidak hanya melulu berkaitan dengan kecukupan anggaran, program sekolah gratis dan lain sebagainya, melainkan juga kemauan dan niat baik serta mulia dari semua pihak yang punya hati dan berkepentingan dalam memajukan pendidikan nasional agar benar-benar maju dan berkualitas serta siap bersaing dalam pentas global.

Sebagai kerangka referensi umum, dibutuhkan suatu konsep yang relevan, jelas dan terukur sebagai pedoman serta arah bagi pendidikan yang mencerahkan demi mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara pematangan kurikulum dan pemerataan pendidikan untuk semua kawasan Indonesia.

Upaya ini melampaui pertimbangan ekonomis, sebuah upaya humanis dan aksi non-profit emansipatoris sebagai amanat pembangunan nasional.

Adalah penting adanya ketika pembangunan dan pengembangan pendidikan secara merata terjadi di semua kawasan. Sekolah-sekolah dan universitas berkualitas tidak hanya bertumpu di satu kawasan atau di satu daerah saja, melainkan juga menyebar secara merata.

Dengan adanya pemerataan, dimungkinkan anak- anak Indonesia seluruhnya dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Rote, memiliki kepercayaan diri, kesempatan, kualitas dan peluang yang sama dalam mengakses pendidikan bermutu.

Ini berarti bahwa pendidikan di Indonesia barat dan Indonesia timur berimplikasi terhadap dan berhubungan erat dengan cara berpikir dan cara merasa masyarakat. Membangun pendidikan dari Timur berarti membangun pola pikir dan pola rasa serta kepercayaan diri bahwa tersedia peluang yang sama bagi semua orang siapapun dia untuk menggapai masa depan yang lebih baik melalui pendidikan.

Infrastruktur pendidikan, tenaga pengajar berkualitas, ketersediaan buku- buku pelajaran serta dukungan dari pemerintah merupakan aspek yang penting untuk dipertimbangkan.

Mulai dari Indonesia Timur

Tidak kurang para tokoh di Nusa Tenggara Timur yang berkompeten dan telah menjadi bagian dari pelaku dalam memajukan pendidikan di NTT. Mereka mengajak semua pihak, istimewanya pemerintah pusat untuk sama-sama memikirkan, membangun dan mengembangkan pendidikan dengan memulainya dari Indonesia Timur.

Selama ini memang sudah ada usaha dari pemerintah untuk membangun infrastruktur pendidikan yang lebih baik, memberikan bantuan biaya dan meningkatkan kualitas tenaga pengajar di Indonesia Timur. Namun demikian semua upaya itu kiranya masih perlu ditingkatkan.

Rasanya agar bisa benar-benar maju dalam pendidikan di Indonesia Timur, pemerintah dan berbagai pihak kepentingan hendaknya melepaskan pertimbangan-pertimbangan ekonomis kepada pola pembinaan humanis.

Konsekuensinya jelas mengingat yang diketuk ialah rasa moral dan hati, bahwa proyek pembangunan ini bukan demi keuntungan finansial, melainkan karya cinta kasih sosial.

Dengan berpola pikir humanis tersebut dimungkinkanlah dialog yang lebih kontekstual di wilayah lokal sehingga pendidikan menjadi sekolah kehidupan yang sama dan rata di seantero Indonesia.

Sudah bukan waktunya lagi untuk membeda-bedakan anak bangsa atau memberlakukan daerah-daerah tertentu sebagai “anak emas pembangunan” sembari menelantarkan daerah lain sebab seluruh wilayah Indonesia dan generasi muda di dalamnya “tidak kurang Indonesia” untuk turut menikmati hasil pemerataan pembangunan.

Jika ternyata selama ini ada jarak dalam arti kesenjangan kualitas, pembedaan perlakuan dalam pikiran dan rasa, maka sudah saatnya itu semua dipangkas. Masih belum terlambat untuk membangun berazaskan rasa cinta, perhatian dan niat baik, sebagai bagian dari mengejawantahkan “Keadilan Sosial bagi Seluruh Indonesia”. (sam/jpnn)

Penulis: Fransiscus Go
Pemerhati Pendidikan dan Ketenagakerjaan
Pengusaha asal NTT


Redaktur & Reporter : Soetomo Samsu

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler