Memboyong Semangat Soekarno dari Guangzhou ke Riau

Jumat, 12 November 2010 – 00:44 WIB

Guangzhou sebagai tuan rumah Asian Games 2010 benar-benar memukauTak salah jika Pemprov Riau yang akan menjadi tuan rumah Pekan Olah Raga Nasional berguru dengan kota yang menjadi host pesta olah raga terakbar di Benua Asia itu.
 
====================
 Afni Zulkifli, Guangzhou
====================

LIMA ekor kambing dengan tampilan ceria, menjadi ikon Asian Games XVI 2010 yang digelar di kota Guangzhou-Cina

BACA JUGA: Mengikuti Peringatan Hari Pahlawan di KBRI Yangon, Myanmar

Lima ekor kambing ceria itu bukanlah kambing biasa
Sejarah bermula saat zaman dahulu kala, warga kota Guangzhou dikenal dengan kemiskinan dan kemelaratannya

BACA JUGA: Wartawan AS Full Akses, Lokal Dibatasi

Hingga datanglah lima dewa dari langit, yang turun dalam bentuk kambing dan mengajarkan para penduduk untuk bisa bertahan hidup
Maka selain dikenal sebagai kota Bunga, Guangzhou pun dikenal sebagai kota kambing.

Kini Guangzhou tidak lagi sama seperti dulu

BACA JUGA: Merasakan Sulitnya Upaya Evakuasi Korban Merapi

Nyaris wajah kemelaratan tidak terlihat lagiKota-nya sudah berubah wujudGedung pencakar langit, jalan raya mulus halus, infrastruktur yang tertata rapi dan bersih, serta berbagai fasilitas publik berstandar internasional, menjadi pemandangan khas kota kiniTerlebih lagi dengan menjadi tuan rumah pesta akbar olahraga sekelas Asian Games, Guangzhou pun semakin terlihat elok nian.

Rombongan Pengurus Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON) Riau yang datang khusus melihat persiapan kota Guangzhou saat menjadi tuan rumah Sea Games 2010 pun disuguhi berbagai pemandangan kota modern yang full fasilitas"Seluruh jalan-jalan kembali di aspal, seluruh bangunan yang berada di tepi jalan raya juga direnovasi dan dicat ulang dengan warna cerahPohon-pohon yang sudah tua dari desa-desa dikumpulkan dan ditanam kembali untuk menghijaukan kotaSemuanya dilakukan kurang dari 3 tahun dan seluruh biaya ditanggung pemerintah,’’ jelas Ah Wen, guide yang membawa rombongan PB PON Riau berkeliling kota Guangzhou.

Untuk meningkatkan animo masyarakat menyambut Asian Games, pemerintah kota Guangzhou juga menggratiskan seluruh angkutan bis dalam kota bagi masyarakatnya yang ingin bepergian ke venus-venus Asian GamesMahasiswa dan pelajar pun digerakkan untuk menjadi relawan yang tersebar di setiap sudut kota.        

Berbagai venus Asian Games juga dibangun sedemikian rupa hingga menjelma menjadi bangunan-bangunan baru berukuran raksasa dan modernVenus-venus megah ini berada di sekitar daerah Hai Xin ShaDi sinilah rencananya akan digelar opening ceremony Asian Games Guangzhou 2010Konsep unik siap ditawarkan panitia kata Ah Wen, karena stadium utama yang menjadi lokasi opening ceremony terletak di antara sungai Chu Chiang yang membelah kota.

"Stadium utama opening ceremony terletak di pulau yang berada di tengah-tengah kotaNantinya para atlet dan offisial akan menuju lokasi pembukaan dengan menggunakan kapal di tengah-tengah sungai Chu Chiang iniSaat opening ceremony, seluruh kota akan terang benderang dengan lampu dan pencahayaan tingkat tinggiPesta kembang api juga direncanakan lima kali lebih meriah dari Olimpiade Beijing," tambah Ah Wen lagi.

Anggota rombongan PB PON Riau yang langsung dipimpin Ketua KONI Riau yang juga Gubernur Riau, Rusli Zainal, hanya bisa berkali-kali mengungkapkan kekaguman saat menyimak penjelasan Ah WenSelebihnya lagi, masing-masing sibuk dengan kertas catatan yang telah mereka siapkanBerbagai fasilitas Asian Games, mulai dari pernak-pernik, infrastruktur unik hingga tampilan perkantoran, tak luput dari dokumentasiNantinya catatan-catatan ini akan dibawa dalam rapat persiapan PON XVIII di Riau.

"Belajar dari Guangzhou kali ini, ternyata masih banyak sekali yang harus kita benahiMeski Riau bukanlah kota sekaliber Guangzhou, tapi hasil kunjungan hari ini menjadi PR besar bagi PB PON Riau untuk dapat segera melakukan pekerjaan saat kembali nanti," kata Rusli pada JPNN, Kamis (11/11).

Rusli menyadari, menjadikan Riau sebagai tuan rumah ajang pesta olahraga paling bergengsi di tanah air bukanlah pekerjaan mudahTerlebih lagi, meski dikenal sebagai daerah kaya namun Riau sangat jauh tertinggal di bidang infrastruktur bila dibandingkan kota besar lainnya di IndonesiaTantangan ini bahkan sudah dirasakan, saat pertama kali Riau menawarkan diri menjadi tuan rumah PON XVIII tahun 2005 lalu.

"Banyak yang sangsi Riau sanggup menggelar PON dengan baikKarena di Riau saat itu memang tidak ada apa-apanyaTidak ada stadium besar ataupun arena olahraga yang memadaiTapi karena kita yakin bahwa penyelenggaraan PON akan membawa dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Riau sendiri, maka kita pun optimis untuk terus bekerja hingga hari ini," tegas Rusli.

Kini dampak dari menjadi tuan rumah PON XVIII mulai terlihatSatu persatu venus-venus PON mulai berdiri dengan megah di RiauSarana prasarana infrastruktur di kota Pekanbaru dan berbagai kabupaten/kota lainnya yang menjadi lokasi pertandingan PON di Riau, juga mulai berbenah diriGeliat menjadi tuan rumah pesta olahraga empat tahunan tanah air, mulai terasa di tengah masyarakat Bumi Lancang Kuning.

"Mungkin kalau saja Riau tak menjadi tuan rumah PON, rasanya seperti mimpi saja Riau bisa memiliki main stadium dengan harga hampir Rp1 triliunBelum lagi fasilitas atlet yang sengaja kita bangun di kampus-kampus, nantinya juga bisa dimanfaatkan setelah PON bagi pelajar dan mahasiswa kita," imbuhnya.

Semangat menjadi tuan rumah PON XVIII, terinspirasi pula dari semangat torehan emas Indonesia saat terpilih menjadi tuan rumah Asian Games IV tahun 1962Di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno saat itu, Indonesia diumumkan menjadi tuan rumah setelah berhasil unggul dari Taiwan dan Pakistan pada tahun 1958.

Terpilihnya Indonesia yang baru merdeka 13 tahun kala itu disambut keraguan banyak kalanganNamun Presiden Soekarno menjawab tantangan dan pesisme banyak kalangan dengan buktiDalam kurun waktu singkat, sejarah pembangunan infrastruktur besar-besaran pun dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk menunjukkan tekatnya menjadi tuan rumah Asian Games IV tahun 1962

Di antaranya proyek yang sukses dibangun adalah stadion utama Istana Olahraga (Istora) Senayan, Jembatan Semanggi, Hotel Indonesia, Jalan raya Jakarta bypass dan berbagai fasilitas olahraga bertaraf internasional yang hingga kini masih bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia khususnya warga Ibukota.

"Semangat Soekarno dan mimpi untuk melihat ‘Guangzhou mini’ di Riau, menjadi semangat kita bersamaJika lima ekor kambing akhirnya menjadi ikon kembalinya kesejahteraan warga kota Guangzhou, maka Riau akan mengukir kisah sejarah pula dengan PON XVIII tahun 2012 mendatangKarena multiplayer effect dari PON ini, akan berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat Riau sendiri,’’ ujar Rusli dengan nada optimis.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fahma-Hania, Kakak-Beradik yang Jadi Jawara di Ajang Internasional berkat Utak-atik Software


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler