Mengikuti Peringatan Hari Pahlawan di KBRI Yangon, Myanmar

Duta Besar Kenalkan Mars Ciptaannya

Kamis, 11 November 2010 – 08:08 WIB
Dubes RI Sebastianus Sumarsono (kanan) kemarin (10/11) mengajari Angela Mungzishim, siswi kelas X Sekolah Internasional Indonesia di Yangon yang akan mengikuti lomba story telling. Foto : Tomy C Gutomo/JAWA POS

Peringatan Hari Pahlawan juga diselenggarakan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Yangon, MyanmarBukan hanya upacara, para siswa Sekolah Internasional Indonesia di Yangon juga menampilkan berbagai atraksi

BACA JUGA: Wartawan AS Full Akses, Lokal Dibatasi

Wartawan Jawa Pos TOMY C
GUTOMO melaporkan pengalamannya mengikuti acara tersebut.

=============================

KANTOR KBRI di Yangon, Myanmar, sengaja ditutup hingga pukul 10.00

BACA JUGA: Merasakan Sulitnya Upaya Evakuasi Korban Merapi

Sebab, seluruh staf KBRI memperingati Hari Pahlawan kemarin (10/11)
Upacara yang hanya diikuti sekitar 50 peserta itu dihelat di Balai Mulia, kompleks KBRI

BACA JUGA: Fahma-Hania, Kakak-Beradik yang Jadi Jawara di Ajang Internasional berkat Utak-atik Software

Tentu karena hanya sedikit peserta, upacara tak perlu dilaksanakan di tempat terbukaLain halnya dengan upacara peringatan HUT kemerdekaan RI yang dihadiri seluruh WNI di Yangon.

Dubes RI untuk Myanmar Sebastianus Sumarsono memimpin sendiri upacara tersebutBukan hanya staf KBRI yang mengikuti upacaraSejumlah siswa dari Sekolah Internasional Indonesia di Yangon juga ikut dalam helatan tersebut.

Upacara itu tentu saja biasa, seperti upacara pada umumnyaYang berbeda, pada acara tersebut mulai diperkenalkan mars KBRI YangonTidak semua KBRI punya marsLagu itu diciptakan sendiri oleh SumarsonoBaru sebulan lalu mars tersebut diciptakan dan kemarin kali pertama dinyanyikan dalam acara resmiKarena lagu baru, para staf KBRI yang ikut upacara harus ngerpek saat menyanyikannya"Mars itu bagus untuk kebersamaan," ucap Sumarsono setelah upacara.

Yang ditunggu-tunggu setelah upacara adalah penampilan para siswa Sekolah Internasional Indonesia di YangonSebenarnya, itu bukan penampilan resmi, melainkan geladi bersih sebelum para siswa tampil dalam Lomba Apresiasi dan Kreasi Antarsekolah Internasional Indonesia di luar negeri yang berlangsung 22?24 November nanti di Mataram"Sengaja kami tampilkan hari ini (kemarin, Red) biar semua melihat duluJadi, kalau ada kekurangan, bisa diperbaiki," ungkap Yustinus Darmo, kepala Sekolah Internasional Indonesia di Yangon, kemarin.

Dalam lomba nanti, KBRI Yangon akan mengirim 14 siswaDua di antaranya adalah warga MyanmarDua murid perempuan itu, Angela Mungzizshim dan Merma Nossier, akan mengikuti lomba bercerita, story tellingAngela membawakan cerita tentang Roro Jonggrang, sedangkan Merma berkisah tentang CindelarasMereka berdua adalah pelajar kelas X di sekolah tersebut.

Mungkin karena lidah orang Myanmar, dua siswi itu sulit mengucapkan nama beberapa tokoh dalam cerita tersebutAngela, misalnya, sulit mengucapkan kata Roro Jonggrang dan Bandung BondowosoBeberapa kali Sumarsono membantu Angela mengucapkan nama dua tokoh dalam cerita berdirinya Candi Prambanan tersebut"Aku sudah diajari, tetapi tetap sulit," ucap Angela dengan malu-malu.

Selain itu, dua siswa, Yuve Kukuh Sesar dan Cindy Zahrina, tampil dengan membawakan tarian MyanmarTarian tersebut mengisahkan burung dan patung penjaga sawahJuga ada siswi yang menyanyikan lagu ciptaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berjudul Kawan. 

Sumarsono dan istrinya, Josephine Sumarsono, antusias saat melihat penampilan para siswaSetelah para siswa tampil, Sumarsono memberikan komentar seperti juri dalam acara Indonesia Mencari Bakat di TransTV"Itu, yang nyanyi lagu Pak SBY, tolong dicermatiDi bagian tengah, ada sedikit yang fals," ucap Sumarsono"Tadi (kemarin, Red) yang menari kurang senyum sedikitTapi, secara umum, sudah bagus," sambung dia.

Sekolah Internasional Indonesia di Yangon memiliki 400 siswaMayoritas adalah warga MyanmarHanya 18 siswa yang merupakan warga IndonesiaBahasa yang digunakan untuk pengajaran di sana adalah bahasa Inggris dan bahasa IndonesiaPengajarnya juga campuran, ada yang berasal dari Indonesia, ada juga warga Myanmar

Menurut Darmo, lomba antarsekolah internasional sudah beberapa kali diadakanKadang-kadang lomba dihelat di salah satu KBRI"Kali ini menarik karena lomba diadakan di Indonesia," tutur diaRombongan siswa akan bertolak ke Indonesia pada 20 November"Target Pak Dubes, harus ada piala yang dibawa pulang ke Yangon," terang Darmo.

Antisipasi Suu Kyi Bebas

Sementara itu, rencana pembebasan tokoh demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi pada 13 November nanti menjadi agenda yang sangat penting bagi warga di negara yang dipimpin rezim diktator militer tersebutKBRI di Yangon pun menyiapkan diri untuk mengantisipasi segala kemungkinan pada hari bebasnya pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) tersebut.

Dubes Sebastianus Sumarsono pun mengimbau WNI di Myanmar siap apabila terjadi situasi yang tidak kondusif pada 13 November atau setelah itu"KBRI akan menjadi posko bagi WNI," ucap Sumarsono di KBRI Yangon setelah upacara Hari Pahlawan.

Meski yakin tidak terjadi situasi mencekam, dia mengatakan bahwa KBRI telah menyiapkan skenario evakuasi bila ada kerusuhan di YangonKendaraan-kendaraan KBRI standby 24 jam untuk membawa warga ke bandara dan menerbangkan mereka ke tanah air.

WNI di Myanmar memang tidak banyak, tidak sampai 200 orangPada 31 Oktober lalu, KBRI mengumpulkan WNI dan menyampaikan skenario evakuasi tersebut"Tapi, saya yakin, tidak akan terjadi apa-apaLihat saja, pemilu kemarin relatif aman," ungkap dia.

Junta militer memang belum memberikan kepastian mengenai pembebasan Aung San Suu KyiKarena itu, peluang bebasnya Suu Kyi masih fifty-fifty"Kita lihat saja nanti, apakah pemerintah Myanmar memenuhi janji atau tidak," terang Sumarsono.

Saat pelaksanaan pemilu lalu, KPU Myanmar mengundang para diplomat untuk ikut memantauKBRI juga mengirim lima orang untuk memantau pemilu ituSumarsono memantau pelaksanaan pemilu di divisi Magway"Berdasar pantauan kami, sebenarnya komisi pemilu sudah menjalankan semua tahap secara fair," tegas dia.

Di Magway, pemilu diikuti empat partai politikYakni, USDP, NDF, NUP, dan NPNCSumarsono juga mengunjungi delapan TPS di divisi tersebut"Di TPS yang saya datangi, USDP menang telak," katanya.

Berdasar pemantauan tersebut, Sumarsono yakin bahwa kecurangan dalam pemilu cukup kecilHanya, karena itu pemilu pertama sejak 20 tahun terakhir, banyak surat suara yang rusak"Tapi, itu kemajuan bagi MyanmarKita harus menghargai upaya Myanmar untuk berubah," tambah dia(*/c11/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Masjid tak Tersentuh Tsunami, 50 Orang Selamat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler