jpnn.com - jpnn.com -Beragam batik dari Banyuwangi sukses menarik perhatian di ajang fesyen ternama di Asia, Indonesia Fashion Week (IFW), di Jakarta Convention Center, Sabtu (4/2) kemarin.
Peragaan busana dengan motif batik hasik karya perajin lokal Tanah Blambangan itu ditampilkan di hadapan desainer, pelaku industri fesyen, dan penggemar mode.
BACA JUGA: Batik Banyuwangi Siap Menggoda Indonesia Fashion Week
Di antara mereka yang hadir di antaranya adalah Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono, Putri Indonesia Kezia Waraouw, Duta besar Argentina untuk Indonesia Ricardo Luis Bocalandro, dan para perancang mode Tanah Air.
Enggartiasto sendiri mengapresiasi langkah Pemkab Banyuwangi, mendorong batik lokal tampil di ajang berpengaruh seperti IFW, sehingga produk-produk Banyuwangi termasuk batik makin dikenal dan diminati.
BACA JUGA: Bupati Anas Tak Butuh Superman, tapi Superteam
"Strategi Banyuwangi melibatkan UMKM di ajang nasional seperti ini bisa membuka pasar bagi pelaku UMKM. Di situ memang peran pemerintah membuka jalan bagi perajin lokal agar produknya dikenali dan laris. Saya cek kualitas produk UMKM Banyuwangi memang oke, jadi tahun ini beberapa UMKM terpilih akan difasilitasi Kementerian Perdagangan untuk promosi membuka pasar di luar negeri, antara lain di Abu Dhabi, Taiwan, dan Qatar yang pasarnya sedang tumbuh," kata Enggartiasto.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan, setelah terus dilatih dan dikoneksikan dengan para desainer profesional, kini tiba saatnya perajin batik Banyuwangi lebih menasional dan mendunia.
BACA JUGA: Bupati Anas Genjot Revitalisasi Perpustakaan Banyuwangi
"Ini merupakan bukti bahwa negara hadir menjembatani dan memfasilitasi para perajin lokal, para usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) batik daerah, untuk bisa memperluas pasar dan terlibat dalam rantai pasok industri fesyen nasional," ujarnya.
Peragaan busana batik banyuwangi ini dibuka dengan penampilan 50 penari gandrung, tari khas Banyuwangi. Peragaan bertema Sekar Jagat Banyuwangi tersebut dibuka model yang membawakan kebaya berbalutkan jarit khas Banyuwangi. Jarit yang ditampilkan mengusung warna-warni glamor.
Kain batik dengan warna kuning emas, merah, dan hijau menjadi warna dominan. Mulai dari busana ready to wear hingga Houte Couture (adi busana) terlihat cantik dalam paduan batik warna-warna glamor.
Desainer Irma Lumiga menambahkan, tema Sekar Jagat Banyuwangi dipilih karena memberi makna keanekaragaman motif batik khas Banyuwangi. "Sekar Jagat Banyuwangi ini menggambarkan keindahan dan keanekaragaman potensi yang mengharumkan Bumi Blambangan," kata Irma.
Motif batik Sekar Jagat, menurut Irma, memiliki aura kewibawaan para pembesar tempo dulu dan para revolusioner di masa perjuangan Kerajaan Blambangan, cikal bakal Banyuwangi. Menyimpan pesan kearifan lokal masyarakat, sebagai warisan luhur yang harus dilestarikan oleh generasi penerus.
"Sekar Jagat berisikan ajakan membentuk manusia ke arah ketauladanan," kata Irma yang busana rancangannya telah banyak diekspor ke luar negeri.
Duta besar Argentina untuk Indonesia Ricardo Luis Bocalandro mengatakan, pihaknya hadir untuk menghormati batik Banyuwangi. "Saya pertama melihat batik banyuwangi beberapa waktu lalu saat ditampilkan bersama tari tango khas negara kami. Dan saya sangat suka," kata Ricardo.
IFW sendiri merupakan ajang yang digelar atas kolaborasi para perancang yang tergabung dalam Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI). IFW merupakan salah satu pekan mode yang berpengaruh di kawasan Asia. IFW banyak dijadikan rujukan bagi para profesional yang berkecimpung di dunia mode, seperti stylist, model, agensi, dan lainnya. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bajulmati Banyuwangi Siap Mengairi 1.800 Hektare Sawah
Redaktur & Reporter : Adek