jpnn.com - Belajar bagi anak-anak mungkin akan terasa lebih menyenangkan jika dilakukan sambil bermain. Hal-hal seperti sains yang bagi kebanyakan orang terlihat rumit berubah menjadi menantang dan menyenangkan di Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).
Salah satunya sepeda kabel. Seperti namanya, sepeda itu berada di atas kabel yang terentang di antara dua pilar. Pengunjung bisa mencoba mengayuh sepeda tersebut tanpa perlu khawatir terjatuh. Syaratnya, berat badan pengunjung harus kurang dari 50 kilogram. Sepeda di atas kabel sebenarnya adalah alat peraga ilmu fisika tentang keseimbangan sebuah benda.
BACA JUGA: Indonesia Cekal Guru Agama dan Dosen Teologi Asing
Agar seimbang, di bawah sepeda itu, ada blok besi 50 kilogram yang dihubungkan dengan pipa besi ke tromol roda. Ketika sepeda dikayuh, beban menghasilkan momentum yang besar sehingga terjadi keseimbangan antara sepeda dan beban. Karena itu, sepanjang berat pengayuh sepeda tidak lebih besar daripada beban, sepeda tetap bisa melaju di atas kawat tanpa khawatir terjatuh.
’’Momentum yang dihasilkan memang bergantung pada panjang lengan dan berat pengayuh sepeda,’’ terang staf Divisi Peragaan Pusat Peragaan IPTEK Kementerian Riset dan Dikti Ihsan Surur.
BACA JUGA: Lelang Naskah Unas Dilakukan Provinsi, Potensi Bocor Makin Tinggi
Meski sepintas terlihat menegangkan, sebenarnya menaiki sepeda di atas kawat itu sangat menyenangkan. Karena terdorong rasa penasaran, pengunjung berusia remaja biasanya antre menaiki sepeda di atas kawat tersebut.
Selain sepeda di atas kawat, kawasan wisata edukasi itu memiliki sejumlah alat peraga seru. Di antaranya, gyroextreme yang mampu berputar 360 derajat. Dengan alat peraga yang biasanya ada di taman-taman bermain tersebut, pengunjung dapat belajar tentang gaya sentrifugal dan sentripetal dalam ilmu fisika.
BACA JUGA: Unas SMA-SMK 13 April 2015
Ada pula klaster bunyi yang punya sejumlah alat peraga seperti tabung gosip, efek Doppler, dan kotak suara. Bagi siswa yang menyukai dunia konstruksi, di pusat peraga terdapat alat peraga Sosrobahu. Yakni, teknologi yang biasa digunakan untuk membuat jalan layang. Melalui alat peraga tersebut, pengunjung bisa belajar tentang konsep dasar gerak lurus maupun bolak-balik.
Bagi pengunjung yang menyukai dunia robotika, pusat peraga juga memiliki alat peraga interaktif prinsip dasar ilmu robotika. Di galeri itu, ada humanoid atau robot yang menyerupai manusia. ’’Kita akan terus menambah alat peraga yang sifatnya spektakuler sehingga keluarga yang datang ke sini bisa belajar sambil berwisata,’’ tutur Ihsan. (puj/noe/c23/any)
==============
Pantau Pesawat Asing Masuk NKRI, KSAU Ingin Alutsista Canggih
JAKARTA--Marsekal Madya (Marsdya) TNI Agus Supriatna yang baru dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) menyampaikan keinginannya agar TNI AU bisa memiliki radar yang lebih canggih. Menurutnya dengan radar canggih, TNI AU mudah mendeteksi pesawat asing yang masuk ke wilayah Indonesia tanpa izin.
“Kalau kita mempunya radar di mana-mana, ya tidak akan ada yang masuk. Baru masuk sebentar saja sudah di force down oleh kita,” kata Agus di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/1).
Dalam kesempatan itu Agus juga mengemukakan, bahwa TNI AU berencana mengganti F-5. Selain itu, kata dia, juga akan datang pesawat-pesawat helikopter dan pesawat hercules dari Australia.
KSAU meminta bantuan media massa agar mendorong Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI AU dipersiapkan semakin mutakhir oleh pemerintah.
“Tidak bisa kalau hanya dari kita. Bantuan media sudah pasti, kalau media yang berbicara, pasti didukung oleh pemerintah juga,” sambungnya.
KSAU juga menambahkan tentang pentingnya pesawat angkut melihat begitu banyak bencana alam yang terjadi di Indonesia.
“Pada saat saya jadi Pangkoops juga ada kejadian Sinabung maupun banjir bandang di Manado, saya langsung gerakkan pesawat. Ini juga penting untuk bencana," tandasnya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekolah Ramai-ramai Kembali ke KTSP
Redaktur : Tim Redaksi