Memprediksi Dampak Tapering Off Terhadap Perekonomian Indonesia

Sabtu, 25 September 2021 – 00:08 WIB
Ekonom ingatkan pemerintah soal dampak tapering off The Fed. Ilustrasi Pialang di lantai Bursa Efek New York, Wall Street, AS: Antara/(REUTERS)

jpnn.com - CEO sekaligus Managing Partner Grant Thornton Indonesia Johanna Gani angkat suara tentang rencana The Fed melakukan tapering off pada akhir 2021.

Tapering off sendiri saat ini menjadi salah satu perhatian utama para investor dan pelaku pasar.

BACA JUGA: Badai Tapering Mulai Terdeteksi, Rupiah Hari Ini Morat-marit

Adapun tapering off adalah pengurangan stimulus moneter ketika perekonomian terancam dan membutuhkan banyak suntikan dana likuiditas.

Menurut Johanna, tapering off pada 2013 berdampak cukup besar terhadap perekonomian Indonesia.

BACA JUGA: Tok! The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan, Tapering Akan Dimulai?

Salah satu penyebabnya ialah arus dana asing yang cukup tinggi ke pasar saham Indonesia karena kebijakan quantitative easing (QE) setelah krisis keuangan 2008.

“Selain itu, juga current account deficit (CAD) pada 2013 yang mencapai lebih dari tiga persen dari pertumbuhan ekonomi,” kata Johanna, Jumat (24/9).

BACA JUGA: Rupiah Hari Ini Ditutup Melemah, BI Siaga Hadapi Tapering Off The Fed

Saat itu rupiah melemah hingga level Rp 14.730 per USD alias turun lebih dari 50 persen.

Sementara itu, IHSG anjlok dari level 5.200 ke 4.200 pada penghujung 2013.

Menurut Johanna, dampak tapering off The Fed tidak akan sebesar pada 2013.

Sebab, the Fed sudah sangat transparan dalam hal komunikasi, khususnya prospek ekononomi seperti inflasi dan penggangguran, termasuk terkait rencana tapering off yang akan dilakukan tahun ini.

Kondisi makroekonomi dalam negeri yang juga lebih baik dibandingkan 2013.

Salah satu buktinya ialah cadangan devisa yang cukup tinggi, yakni mencapai USD 137,4 miliar pada Juli 2021.

“Angka cadangan devisa ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada Juni 2013 yang hanya mencapai USD 98,1 miliar,” kata Johanna.

Dirinya pun mendukung Bank Indonesia (BI) mengantisipasi dampak tapering off sejak jauh-jauh hari, termasuk melakukan intervensi.

“Misalnya, intervensi di pasar spot hingga pembelian SBN di pasar sekunder jika pihak asing melepas kepemilikan SBN mereka,” ucap Johanna. (jos/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler