jpnn.com - SEMARANG - Mimpi Tri Wiyadi (54) untuk menunaikan ibadah haji terwujud.
Warga Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah, yang berprofesi sebagai buruh bangunan dan angkat barang di pasar itu, rela menabung Rp 300 ribu tiap bulannya selama 20 tahun terakhir agar bisa naik haji.
BACA JUGA: Innalillahi, Satu Jemaah Haji Asal Serang Meninggal Dunia di Madinah, Ini Penyebabnya
Berkat ikhtiarnya sejak 2004 silam itu, Tri Wiyadi bersama ratusan jemaah calon haji asal Kota Semarang akan berangkat ke Tanah Suci. "Saya hanya buruh serabutan," kata Tri, Rabu (22/5).
Tri berangkat lebih awal ke titik pemberangkatan di Islamic Center Kota Semarang dengan diantar kedua anaknya.
BACA JUGA: Anak Buruh Bangunan di Bantul Lolos Seleksi Bintara Polri, Orang Tua Berharap Begini
Dia datang pukul 09.00 WIB, meski pemberangkatan ke Asrama Haji Donohudan Boyolali pukul 15.00 WIB.
Sebagai buruh serabutan dengan upah yang tak seberapa, Tri mengungkap tak mudah mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk berangkat haji.
BACA JUGA: Buruh Bangunan Tewas di Lokasi Proyek, Polisi Lakukan Penyelidikan
"Serabutan apa saja saya lakukan, (upahnya, red) harian dan hasilnya tak seberapa. Saya menabung sedikit-sedikit. Sebulan Rp 300 ribu," ujarnya," ungkap Tri.
Puluhan tahun berlalu, upaya Tri mengumpulkan uang pun untuk naik haji pun menunjukkan hasil.
Namun, untuk mencukupi uang berangkat haji, Tri pun terpaksa menjual sepeda motor kesayangannya.
"Sepeda motor saya Honda Supra, saya jual laku Rp 5 juta. Lumayan untuk tambahan," kata Tri.
Hanya saja, ada satu keinginan Tri yang belum terwujud.
Dia sebenarnya pengin berangkat menunaikan ibadah haji bersama sang istri.
Namun, sang istri tidak diperbolehkan berangkat haji karena sakit.
"Istri saya tidak boleh berangkat (haji, red) oleh dokter karena diabetes," ungkapnya.
"Mimpinya memang berangkat sama istri," kata Tri Wiyadi. (mcr5/jpnn)
Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Wisnu Indra Kusuma