Menag Berharap Tuntunan Keagamaan Hindu Bisa Menangkal Pengaruh Negatif Arus Globalisasi

Kamis, 16 November 2023 – 23:57 WIB
Festival Literasi Keagamaan dan Seminar Nasional Manuskrip Keagamaan Hindu Nusantara. Foto: dok Kemenag

jpnn.com, JAKARTA - Gempuran kemajuan teknologi dan informasi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi para umat beragama.

Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas mengungkapkan tuntunan-tuntunan yang tertulis di manuskrip keagamaan Hindu menjadi strategis untuk menangkal pengaruh negatif dari arus globalisasi.

BACA JUGA: Orasi di Universitas Hindu Negeri Bali, Bamsoet Ajak Perkuat Toleransi Beragama

Oleh karena itu, Kementerian Agama (Kemenag) RI melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) menggelar Festival Literasi Keagamaan dan Seminar Nasional Manuskrip Keagamaan Nusantara di Candi Prambanan.

Agenda ini digelar sebagai ajang pelestarian budaya keagamaan dan sebuah strategi dalam membina umat untuk menciptakan kondisi yang harmonis sekaligus toleran di tengah kemajemukan masyarakat Indonesia dan arus globalisasi.

BACA JUGA: Kemenag Besut Festival Penguatan Moderasi Beragama, Bangkitkan UMKM Hindu

“Umat Hindu harus mampu berkiprah dan menghadapi rintangan dan tantangan ke depan melalui tuntunan-tuntunan yang telah dituliskan dalam literasi manuskrip keagamaan Hindu. Globalisasi harus berjalan sebagaimana mestinya, tapi kita tidak boleh hanyut terbawa arus. Di sinilah peranan penting Agama untuk menangkal pengaruh negatif dari arus globalisasi,” kata Menteri Agama dalam sambutannya yang dibacakan oleh Dirjen Bimas Hindu RI I Nengah Duija, dalam acara pembukaan Festival Literasi Keagamaan dan Seminar Nasional Manuskrip Keagamaan Nusantara di Candi Prambanan, Rabu (15/11) malam.

Menurutnya, beragama di era globalisasi sekarang ini tidak cukup hanya dengan keyakinan semata, tetapi harus mampu memahami literasi keagamaan yang telah diwariskan dan mampu memaknai setiap perilaku.

BACA JUGA: Di Hadapan Kada dan Ratusan Jenderal, Jokowi: Kristen, Hindu, Konghucu Punya Hak yang Sama

Harapannya, apa yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada diri sendiri, orang lain, dan pada akhirnya dapat dipertanggungjawabkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Event ini, lanjutnya, menjadi wadah penting untuk memperkaya wawasan keagamaan di Nusantara yang kaya akan keberagaman budaya dan sejarah.

Candi Prambanan sebagai latar belakang seminar ini, bukan hanya menjadi saksi bisu perjalanan waktu. Namun juga menjadi sebuah saksi bisu peradaban keagamaan Hindu yang telah berkembang di Indonesia.

“Literasi keagamaan menjadi salah satu fokus utama dalam era informasi sekarang ini. Dengan teknologi yang semakin canggih, penting bagi kita untuk tetap terkoneksi dengan akar keagamaan dan nilai-nilai luhur yang ada dalam warisan peradaban Nusantara. Melalui literasi keagamaan, kita dapat menggali lebih dalam pemahaman terhadap ajaran-ajaran agama yang telah mengakar kuat di tengah-tengah masyarakat,” katanya.

Manuskrip keagamaan Nusantara adalah harta karun yang tak ternilai, mencerminkan kearifan lokal, dan ketahanan nilai-nilai agama di tengah masyarakat.

Event itu diharapkan bisa menjadi forum bagi para akademisi, peneliti, dan praktisi keagamaan untuk berbagi pemikiran, temuan serta gagasan terkait dengan literasi keagamaan dan khususnya manuskrip keagamaan Nusantara.

“Saya berharap melalui event ini akan muncul pemahaman yang lebih mendalam tentang peran literasi keagamaan dalam membangun harmoni dan toleransi antarumat beragama di Nusantara. Kita dapat merenung bersama tentang bagaimana literasi keagamaan dapat menjadi pondasi kokoh bagi pembangunan masyarakat yang berakhlak mulia dan berlandaskan nilai-nilai keadilan. Mari kita senantiasa meningkatkan kecerdasan dan pengetahuan kita seperti disebutkan dalam sastra ‘Vidya dhanam Sarvadhana Pradhanam’ sesungguhnya Pengetahuan adalah kekayaan yang tertinggi. Semoga penyelenggaraan Festival Literasi Keagamaan dan Seminar Nasional Manuskrip Keagamaan Nusantara di Candi Prambanan Tahun 2023 mampu Membangun Peradaban Bangsa melalui penguatan literasi manuskrip keagamaan Nusantara,” pungkasnya.

Ajak Generasi Muda Lestarikan Manuskrip Keagamaan

AA GN Ari Dwipayana sebagai keynote speaker dalam Seminar Nasional Manuskrip Keagamaan Nusantara, di Yogyakarta, mengatakan perlu ada upaya pelestarian dan keberlangsungan manuskrip-manuskrip Keagamaan Hindu yang berisikan nilai-nilai luhur dari generasi muda.

Dia mengungkapkan  harus ada dorongan bagaimana generasi muda terlibat dalam kepedulian terhadap manuskrip-manuskrip keagamaan. Menurutnya, bagaimana alih wahana itu dilakukan supaya menjadi nilai plus untuk ketertarikan generasi muda.

“Jadi manuskrip itu supaya sampai ke anak-anak muda itu perlu media-media baru untuk mengenalkan. Sebagai contoh, cerita rakyat yang muncul dalam masyarakat itu diubah menjadi film pendek. Inspirasinya dari cerita rakyat tapi dijadikan animasi supaya anak muda itu tertarik untuk mengetahui pesan yang muncul di dalamnya,” kata Koordinator Staf Khusus Presiden RI itu.

Hal itu, lanjut dia, perlu disajikan untuk menjadi titik daya tarik bagi generasi muda yang tak lain akan menjadi penerus pelestari.

“Maka kita harus mulai menggunakan media seni keagamaan itu tidak serta-merta menayangkan keragaman-keragaman seni budaya saja. Namun, rujukannya harus ada sastranya. Pesan yang di bangun dalam sastra yang diwujudkan di dalam seni itu. Nah ini yang harus kembali kita bangun dengan tradisi berkesenian. Empat hal yang saya rekomendasikan untuk eksplorasi lebih tajam, yaitu menemukan kembali manuskrip, memperdalam pesan dan informasi dalam berbagai manuskrip, saintifikasi sehingga bermanfaat dan relevan dan serta edukasi terutama melibatkan anak muda sebagai bagian dari penerus literasi,” tambahnya.

Adapun event Festival Literasi Keagamaan dan Seminar Nasional Manuskrip Keagamaan Nusantara yang bertajuk ‘Membangun Peradaban Bangsa melalui Penguatan Literasi Manuskrip Keagamaan Nusantara’ ini diikuti sekitar 250 peserta dan berlangsung di Candi Prambanan pada 15-17 November 2023. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler