Menag Bersihkan Citra Negatif Al Zaytun

Senin, 26 Maret 2012 – 05:05 WIB

INDRAMAYU - Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali untuk kedua kalinya mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun pimpinan Syech Panji Gumilang di Indramayu, Jawa Barat, Minggu (25/3). Kunjungan keduanya ini lebih ditekankan pada upaya untuk menetralisir isu gerakan NII (Negara Islam Indonesia) di dalam tubuh ponpes Al Zaytun.

Menag secara tegas menyatakan, Al Zaytun merupakan aset negara yang tak boleh diremehkan. Pondok pesantren ini merupakan simbol penting bagi citra Islam, sekaligus memberikan peran strategis bagi perbagikan generasi bangsa.

"Maka tak pantas lembaga yang sesungguhnya baik itu, disebut sebagai lembaga yang terlibat pada gerakan anti-Indonesia," ujar Menag yang didampingi Panji Gumilang, Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama (Kemenag) Nur Syam dan pejabat lainnya.

Suryadharma mengatakan, Al Zaytun tidak terbukti seperti yang dicitrakan di luar sebagai ponpes bealiran keras dan terlibat gerakan NII. Pondok pesantren ini murni sebuah lembaga pendidikan yang mengajarkan karakter kebangsaan.

Dia mengaku saat datang pertama kali ke Al Zaytun langsung jatuh cinta secara ideologis. Kunjungan pertama diawali dengan adanya prasangka buruk terhadap Panji, termasuk lembaga pendidikannya.

"Prasangka buruk itu khususnya kepada Panji yang ditengarai ada kaitan gerakan NII  dan disebut KW 9 (Komandan Wilayah). Tapi ternyata jauh dari yang seperti dicitrakan dari luar Al Zaytun,"  paparnya.

Suryadharma telah menjelaskan kepada masyarakat, bahwa salah apabila ada yang berpandangan Al Zaytun adalah ponpes Islam garis keras. Apalagi mempunyai ideologi ingin mendirikan NII.

Sementara Panji dalam pidatonya siap menerima tawaran Menag untuk menjadi tuan rumah dalam halaqah pertemuan para ulama pada September mendatang. Selain itu, Panji juga mengundang panen kedelai akhir Maret ini.

Dia berharap halaqah ulama itu tak lagi membahas persoalan seperti halal dan haram. Tapi lebih membahas persoalan bangsa yang urgent seperti ketahanan pangan, karakter kebangsaan, dan lainnya. "Janganlah halaqah yang hebat itu jadi pembahasan yang remeh temeh. Lebih baik kita coba menggali apa potensi setiap pondok pesantren untuk bangsa ini," imbuhnya. (rko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenag Siap Fasilitasi Dialog Keagamaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler