Menag Fachrul Razi Tampak Kesal Dicecar soal Radikalisme

Selasa, 08 September 2020 – 13:35 WIB
Menteri Agama Fachrul Razi.Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi terlihat kesal dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa (8/9). Pasalnya, ada anggota dewan yang mencecar dirinya soal pernyataan mengenai radikalisme yang sempat menuai kontroversi.

Salah satu anggota komisi bidang agama yang mencecarnya adalah Ali Taher Parasong, wakil rakyat dari Dapil Banten III.

BACA JUGA: Ustaz Erick Yusuf: Artis-artis yang Hijrah Good Looking tetapi Bukan Radikal Loh

"Kok tega menyatakan bahwa para ustaz, para guru ngaji itu adalah bagian dari bibit-bibit radikalisme. Apakah itu betul atau tidak coba nanti Pak Menteri mengklarifikasi. Tapi publik sudah mengatakan itu. Sampai saya bertanya Pak Menteri Agama ini agamanya Islam atau bukan," ucap Ali Taher dalam rapat yang disiarkan live di akun YouTube DPR RI.

Politikus PAN ini mencecar Menag Fachrul Razi cukup lama. Termasuk juga mengenai anggaran dan program di Kemenag dengan nada meninggi.

BACA JUGA: Soal Pernyataan Menag Fachrul Razi, Ustaz Erick Yusuf: ini yang Jadi Bahaya

Nah, setelah Ali Taher selesai bicara, menteri yang juga mantan Wakil Panglima TNI itu langsung merespons.

"Ketua, tadi sebelumnya belum selesai giliran kami ya, jadi enggak ada salahnya saya menaggapi ini dulu," ucap Fachrul meminta izin kepada Ketua Komisi VIII DPR selaku pimpinan rapat.

BACA JUGA: Anya Geraldine dan Kekasihnya Putus, Rizky Febian dan Sule Diancam Ingin Dibunuh

Saat itu, menteri asal Aceh ini meminta anggota dewan tidak melebih-lebihkan pernyataannya terkait radikalisme dalam webinar bertajuk "Strategi Menangkal Radikalisme pada Aparatur Sipil Negara" yang tayang di akun Youtube Kementerian PAN-RB, Rabu (2/9) lalu.

"Saya mohon juga, teman-teman juga sudah sama dewasa, sama tuanya sama saya. Yang saya enggak sebut tidak usah disebut-sebut lah. Kalau menteri agama menganggap semua penceramah itu orang yang radikal, enggak pernah saya mengatakan begitu. Ndak usahlah disebut itu. Sama-nya dewasanya, sama kewajiban kita menjaga bangsa ini," tutur Fachrul.

Dia justru tidak keberatan bila pernyataannya mengenai radikalisme itu dibuka saja secara utuh, tetapi jangan ditambah-tambahi.

"Kalau orang lain ndak apa-apa lah, tetapi kalau teman-teman DPR enggak usah menambah-nambahi. Sama-sama kita ingin menjaga bangsa ini. Saya setuju dengan bapak," tegasnya.

Menteri yang lahir dari keluarga perantau Minangkabau yang berasal dari Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat ini juga menceritakan bagaimana dia berjuang dan berdakwah untuk Islam sejak masih Taruna.  

"Orang-orang tertentu enggak suka sama saya. Apa itu Fachrul itu perwira hijau, khotbah di mana-mana. Enggak peduli saya. Ada yang mengingatkan, pak, hati-hati pimpinan kita sekarang nonmuslim, nanti bapak. Ndak peduli. Lanjut saja saya. Dan Alhamdulillah tidak ada juga pimpinan nonmuslim menghambat-hambat saya," jelasnya

Menag Fachrul juga menyinggung bagaimana kedekatannya dengan Prof Din Syamsuddin. Selain sebagai sahabat, mereka juga sering berdiskusi soal agama.

"Pak Din Syamsuddin, sahabat saya. Berkali-kali kami bertemu tatap muka, diskusi tentang Islam. Ada pertemuan kami secara periodik," lanjut Fachrul.

Untuk itu dia meminta kalau mau dibahas, silakan saja diputar ulang pernyataannya soal radikalisme tersebut. Kalau ada kata-kata yang salah dia meminta dikatakan salah. Sebab, waktu yang ada ketika webinar dengan Kemen PAN-RB menurutnya tidak banyak.

"Kalau saya tidak salah hanya 14 menit (waktu bicara-red)," tambahnya.(fat/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler