jpnn.com - JOMBANG - Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin menjadi keynote speaker dalam seminar bertemakan Islam Nusantara, di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/8). Acara itu diadakan untuk memeriahkan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-33.
Dalam paparannya, Menag mengakui ada persoalan yang dihadapi dalam memberikan pemahaman tentang Islam Nusantara kepada masyarakat karena adanya distorsi yang mengganggu Islam Nusantara itu sendiri.
BACA JUGA: Mabes Polri akan Bersihkan Polisi Nakal seperti AKBP PN
"Problemnya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat apa itu Islam Nusantara. Sebab, menurut saya sekarang muncul distorsi di tengah masyarakat yang mengganggu islam nusantara itu. Jadi problem kita ya menghilangkan distorsi itu," kata Lukman Hakim.
Distorsi itu menurutnya tidak sesuai dengan ciri-ciri Islam Nusantara yang selama ini berkembang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, ciri khas Islam Nusantara menunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, kemanusiaan.
BACA JUGA: Senator Heran, Setiap Ada Isu Pembangunan Mal, Pasar Tradisional Kok Terbakar
"Menurut saya ciri Islam Nusantara itu santun sebagaimana memaknai kebaikan dan memanusiakan manusia itu sendiri. Penghormatan kepada perempuan juga ciri Islam Nusantara," jelasnya.
Saat membuka Muktamar, Presiden Joko Widodo dalam pidatonya meminta tema Islam Nusantara dimaknai secara positif. Sebab, tema tersebut menunjukkan bahwa NU dan umat Islam Indonesia punya posisi strategis bukan hanya dalam membentuk peradaban bangsa, tapi bisa menjadi inspirasi peradaban dunia.
BACA JUGA: BPJS Difatwa Haram, Ahok Dorong Masyarakat Manfaatkannya
"Sebagai role model yang pengusung Islam yang Rahmatan Lilalamin yang memberikan kedamaian dan manfaat bagi alam semesta. Tema itu juga cermin keteguhan warga Nahdliyin untuk menjadikan Islam sebagai pijakan terciptanya masyarakat unggulan. NU memiliki peran yang penting dalam menampilkan Islam yang moderat," kata Presiden. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Nama-nama Kandidat Rais Aam dan Ketum PBNU
Redaktur : Tim Redaksi