JAKARTA–Momen peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, tak semestinya hanya sebatas seremonial. Ada makna dan pesan yang harus didapatkan umat Islam dari peringatan Maulid Nabi. Antara lain meneladani kembali sikap dan perilaku yang diajarkan.
”Rasulullah itu sangat bijaksana. Selalu lemah lembut dan penuh kasih sayang. Bahkan dengan orang-orang yang menyakitinya,” ujar Menteri Agama Suryadharma Ali usai mengikuti zikir akbar yang digelar Majelis Rasulullah di Monas, Jakarta, Minggu (5/2).
Perilaku seperti itu, sambung dia, seharusnya dapat diteladani oleh seluruh umat muslim di Indonesia. Lemah lembutnya Rasulullah itu menjadi signal untuk menghargai orang lain. Menjaga sikap anarkis pada siapa pun, meski telah disakiti.
Menteri Agama menilai, perilaku lembut dan penuh kasih sayang yang diajarkan Rasulullah terasa mulai pudar di kalangan umat Islam. Berganti pada tindakan anarkis dan penuh amarah. Sepantasnya hal tersebut dapat dihindari. ”Marilah kita jadikan peringatan Maulid ini sebagai langkah memperbaiki perilaku. Menjadi lebih mendekati sikap yang dicontohkan Rasulullah tersebut,” pintanya.
Kekerasan agama yang terjadi saat ini sesungguhnya dapat terhindari oleh siapa pun. Jika dalam dirinya terus menjaga kesantunan dan kelembutan hati. Dengan membeirkan kasih sayang seperti yang telah dicontohkan Rasulullah.
Islam tak pernah membiarkan kekerasan itu terjadi. Rasulullah pun sangat tidak menyukai kekerasan dalam penyelesaian konflik. Itu dibuktikan dari banyaknya bukti hasil musyawarah yang dilakukan Rasulullah dalam menyelesaikan konflik. ”Maka tak ada alasan bagi kita sebagai umatnya melakukan kekerasan terhadap siapapun. Karena memang Islam itu sebagai ajaran kedamaian,” pungkas Ketua Umum PPP ini.
Zikir Akbar yang digelar Majelis Rasulullah di pelataran Monas ini mengusung tajuk ‘Doa untuk Bangsa’ yang diikuti oleh ribuan jamaah Majelis Rasulullah. Tampak pula sejumlah tokoh-tokoh nasional dalam kegiatan tersebut.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang hadir mengenakan baju koko putih didampingi pimpinan Majelis Rasulullah, Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa. Diantaranya terlihat pula putra bungsunya, Edhie Baskoro Yudhoyono. Sedangkan ibu negara, Ani Yudhoyono tak tampak hadir.
Sementara itu hadir pula sejumah pejabat kementerian. Antara lain Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi, Menteri Agama Suryadharma Ali, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, dan rombongan lainnya turut mendampingi. Beberapa duta besar negara Islam seperti Arab Saudi, Yaman, dan Libya turut hadir.
Dalam kesempatan itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan pesannya. Agar umat Islam dapat meneladani sikap Rasul, Akhlah dan budi pekerti serta kesantunan nabi Muhammad. “Bagaimana beliau mengelola kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara pada zaman beliau juga patut ditiru,” ujar SBY yang mengenakan koko putih dan peci hitam ini. (rko)
BACA ARTIKEL LAINNYA... NU Anggap Ajaran Wahabi Tidak Cocok di Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi