Menakar Peluang Panahan Rebut Emas Asian Games 2018

Kamis, 26 Juli 2018 – 02:05 WIB
Ilustrasi Asian Games 2018. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Tim nasional panahan Indonesia berusaha mematahkan kutukan dengan cara merebut emas pada Asian Games 2018.

Hingga kini, timnas panahan memang belum pernah sekali pun membawa pulang emas dari pesta olahraga terbesar di Asia itu.

BACA JUGA: Bulu Tangkis Asian Games 2018 Jalani Momen Spiritual

Ada delapan emas yang diperebutkan dari cabor panahan di Asian Games 2018 nanti. Indonesia terjun di semua nomor.

Dari semuanya, yang paling diunggulkan merebut emas adalah nomor recurve mixed team (recurve campuran).

BACA JUGA: PSSI tak Permasalahkan Penambahan Jumlah Laga Timnas

Indonesia diwakili Riau Ega Agatha dan Diananda Choirunisa. Penampilan mereka sejak SEA Games 2017 hingga kini terbilang konsisten. 

Di SEA Games, cabor konsentrasi ini memang membuat kejutan besar. Para pemanah Indonesia berhasil memborong empat emas.

BACA JUGA: Ini Hasil Undian Ulang Grup Sepak Bola Asian Games 2018

Yakni dari nomor compound putra dan putri, recurve putri, serta recurve campuran.

Masih ditambah perak dari nomor recurve beregu putri, plus perunggu dari compound beregu putri.

Itu adalah capaian tertinggi tim panahan Indonesia dalam sejarah keikutsertaan di SEA Games.

''Untuk panahan, di SEA Games mereka memberikan kejutan. Ditarget dua emas, malah dapat empat emas. Maka di Asian Games mereka diharapkan dapat memberikan kejutan besar juga,'' papar Chef de Mission Asian Games untuk Indonesia Syafruddin beberapa waktu lalu.

Namun, persaingan di Asia sangat jauh berbeda dengan Asia Tenggara. Banyak negara dengan rekor yang lebih mentereng.

Misalnya Korea Selatan yang atletnya menguasai peringkat dunia. Di recurve putra, mereka punya Kim Woo-jin dan Lee Woo-seok si rangking pertama dan kedua World Archery.

Pemanah recurve putrinya, Chang Hye-jin, juga peringkat satu dunia.

Bandingkan dengan pemanah recurve terbaik Indonesia. Riau peringkat 24, sedangkan Nisa, sapaan Diananda, di rangking 59.

Saingan terberat keduanya di nomor recurve campuran, tentu saja ketiga atlet Korea di atas. Mereka sering bergantian turun di nomor campuran.

Riau dan Nisa pernah bertemu dengan Chang Hye-jin/Kim Woo-jin. Yakni dalam kejuaraan dunia yang digeber di Shanghai, Tiongkok, April lalu.

Mereka berhadapan di semifinal. Hasilnya mudah ditebak. Riau/Nisa kalah 1-5 dalam tiga set.

Dalam pertandingan itu, pasangan merah putih membukukan total 109 poin, sedangkan Korsel 114.

Untung, dalam perebutan medali perunggu mereka menang atas Amerika Serikat. Meski begitu, Riau dan Nisa tetap kecewa.

''Inginnya emas, tapi dapatnya perunggu,'' ucap Nisa ketika ditemui di lapangan KONI Jatim, Jumat (20/7).

Pelatnas mengirim Nisa dkk untuk menjalani tiga try out sejak Maret. Yakni Asia Cup di Bangkok, kejuaraan dunia di Antalya, Turki, serta kejuaraan dunia di Shanghai.

Indonesia belum juga memetik emas dari tiga event itu. Hasil terbaik diraih di Bangkok.

Namun, tidak semua lawan kuat mereka turun. Antalya dan Shanghai lebih menggambarkan kondisi di Asian Games nanti.

Bandingkan dengan trio Korsel yang konsisten meraih medali dari tiga kejuaraan dunia yang diikuti.

''(Pemanah) Korea sangat stabil. Mereka jam terbangnya lebih tinggi,'' jelas Riau di saat istirahat latihan akhir pekan lalu. (tya salatnaya/na)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambut Asian Games, JSO Gelar Konser Gelanggang Indonesia


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler