Menaker : BLK Kemnaker tak Kalah Dengan yang di Taiwan

Sabtu, 15 Desember 2018 – 17:58 WIB
Kunjungan Menaker Hanif Dhakiri di Taiwan. Foto: Humas Kemnaker

jpnn.com, TAIWAN - Usai menghadiri penandatanganan nota kesepahaman antara pemerintah Indonesia dan Taiwan mengenai perekrutan, penempatan, dan perlindungan pekerja migran Indonesia, Menaker M. Hanif Dhakiri berkunjung ke training centre (Balai Latihan Kerja/BLK) Taoyuan - Taiwan.

Menaker berbangga hati karena peralatan yang dimiliki BLK milik Kemnaker tidak kalah dengan peralatan di Training Centre Taoyuan.

BACA JUGA: Komitmen Perlindungan Pekerja Migran di Kawasan ASEAN

"BLK Kemnaker memiliki peralatan yang bagus-bagus juga, sesuai dengan kebutuhan industri," kata Menaker Hanif usai mengunjungi Training Centre Taoyuan pada Jumat (14/11) waktu setempat.

Namun, saat kunjungan tersebut, Menaker mempelajari hal baru yakni pentingnya memperhatikan kondisi psikologis peserta pelatihan untuk keberhasilan pelatihan.

BACA JUGA: Indonesia Tuan Rumah ALMM+3 pada 2020

"Tidak hanya fokus belajar, peserta juga diberi berbagai fasilitas hiburan untuk menyegarkan kembali pikiran mereka usai mengikuti pelatihan di kelas," kata Hanif.

Selain itu, Menaker juga kagum dengan program pelatihan Bakery yang menghabiskan waktu 600 jam hanya untuk belajar Bakery.

BACA JUGA: DKI Jakarta Raih 4 Penghargaan Ketenagakerjaan dalam INTEGRA

"Artinya harus fokus dan mendetail, sehingga semua bidang dari kejuruan tersebut dipelajari dengan baik. Ini hal bagus yang patut kita contoh dan kembangkan di BLK kita," lanjutnya.

Menaker mengatakan, saat ini Indonesia sedang mengalami bonus demografi dan akan mencapai puncaknya pada 2030.

"Bonus demografi memiliki dua pilihan, berkah atau tantangan. Menjadi berkah kalau kualitas SDMnya sesuai dengan perkembangan zaman, menjadi tantangan jika kurang dipersiapkan secara matang menghadapi perubahan zaman," ujar Hanif.

Oleh karena itu, lanjutnya, pemerintah terus berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM dengan memperbaiki akses dan mutu terhadap pelatihan kerja.

"Sekarang siapa saja boleh ikut pelatihan, tidak ada batasan pendidikan dan usia," tutur Hanif.

Selain itu, pemerintah juga menggalakkan program triple skilling. "Ada skilling untuk mereka yang ingin mempelajari keterampilan baru, upskilling bagi yang ingin meningkatkan kompetensi, dan reskilling bagi yang ingin merubah keterampilan yang sudah dimiliki," pungkasnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Dukung Kebijakan ILO Wujudkan Program SDGs


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler