Menaker Ida Dorong Optimalisasi Bonus Demografi Demi Terwujudnya Indonesia Emas 2045

Selasa, 25 Juli 2023 – 14:38 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat menyampaikan keynote Speech pada Kuliah Umum dan Pembekalan Akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah 2023 secara daring, Senin (24/7). Foto: dokumentasi humas Kemnaker

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mendorong optimalisasi bonus demografi Indonesia dalam menyambut Indonesia Emas 2045.

Hal itu disampaikan Menaker Ida Fauziyah saat menyampaikan keynote speech pada Kuliah Umum dan Pembekalan Akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Syarif Hidayatullah 2023 melalui sambungan video, Senin (24/7).

BACA JUGA: HUT ke-76 Kemnaker, Menaker Ida Fauziyah: Jadikan Momentum untuk Terus Perbaiki Kinerja

Dia menegaskan Indonesia Emas adalah salah satu momen penting untuk mengukur sejauh mana perkembangan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan pembangunan di segala bidang.

"Bonus demografi adalah jembatan emas yang disediakan Allah Swt, Tuhan YME, untuk mengantarkan bangsa Indonesia ini menjadi bangsa yang maju, negara yang maju, dan sangat berpengaruh pada kawasan regional maupun global," kata Menaker Ida Fauziyah.

BACA JUGA: Hadiri Pembukaan 13th WSA di Singapura, Menaker: Berikan Semangat Kepada Putra-Putri

Menaker Ida menyampaikan jika mampu memanfaatkan bonus demografi, dirinya optimistis bangsa ini mampu mencapai Indonesia Emas 2045.

Selain optimalisasi bonus demografi, kata Menaker Ida Fauziyah, capaian Indonesia Emas 2045 semakin optimistis dengan melihat perbaikan kondisi ketenagakerjaan pascapandemi.

"Namun kita harus terus waspada, bekerja keras dan cerdas untuk menjaga momentum ini, karena masih ada beberapa tantangan untuk mengoptimalkan bonus demografi," jelasnya.

Beberapa tantangan tersebut, sebut Ida, di antaranya adalah berdasarkan prediksi ILO, saat ini tenaga ahli Indonesia baru mencapai 10,7 persen atau setara 13 juta orang dari 113 juta penduduk usia produktif.

Kemudian berdasarkan Asian Productivity Organization (APO), produktivitas per-tenaga kerja Indonesia masih relatif rendah.

Sebab dari 10 orang yang bekerja, 6 di antaranya berpendidikan SMP ke bawah.

Selanjutnya, berdasarkan Sakernas Februari 2023, penduduk produktif cenderung bekerja pada pekerjaan tersier, informal, dan jenis pekerjaan berkala.

Selain itu, dinamika dunia usaha dan industri di era 4.0 turut memunculkan jenis-jenis pekerjaan baru serta menghilangkan sejumlah jenis pekerjaan lama.

"Melihat segala tantangan tadi, kita harus cepat bergerak memanfaatkan bonus demografi yang puncaknya sudah semakin dekat," katanya.

Menaker Ida Fauziyah menyampaikan pemerintah sendiri telah berupaya menyiapkan SDM kompeten dalam menghadapi bonus demografi maupun berbagai tantangan ketenagakerjaan tersebut, salah satunya melalui diundangkannya Perpres 68 Tahun 2022.

Perpres tersebut merupakan payung hukum revitalisasi pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan akses, mutu, dan relevansi penyelenggaran pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

"Selain itu, pendidikan tinggi harus mampu melahirkan lulusan yang siap masuk ke industri dan melahirkan riset inovasi yang dihilirisasi, serta mampu mendorong pertumbuhan ekonomi," pungkasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler