Menaker Ida Fauziyah: Indonesia Harus Gerak Cepat untuk Optimalkan Bonus Demografi

Jumat, 08 Maret 2024 – 23:27 WIB
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah memberi keterangan kepada sejumlah awak media seusai menyaksikan groundbreaking pembangunan SMK Asy-Syarif Mitra Industri di Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (8/3). Foto: Dokumentasi Humas Kemnaker

jpnn.com, MOJOKERTO - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengingatkan seluruh elemen masyarakat untuk segera merespons bonus demografi.

Respons cepat harus dilakukan agar Indonesia mampu mengoptimalkan bonus demografi tersebut untuk kemajuan bangsa.

BACA JUGA: Menko Airlangga Sebut Bonus Demografi jadi Aset Mencapai Indonesia Emas 2045

"Saya mengajak agar tidak hanya saya yang gelisah, saya mengajak kita semua gelisah, apa yang bisa kita lakukan pada penduduk usia produktif ini," kata Menaker Ida Fauziyah seusai menyaksikan groundbreaking pembangunan SMK Asy-Syarif Mitra Industri di Mojokerto, Jawa Timur, Jumat (8/3).

Dia mengatakan respons cepat juga harus dilakukan karena puncak bonus demografi Indonesia diprediksi terjadi pada tahun 2035.

BACA JUGA: BKKBN Dukung Pembentukan Posyandu Remaja, Kunci Keberhasilan Bonus Demografi

Setelah tahun tersebut, Indonesia akan mulai memasuki ageing population.

Dalam beberapa tahun ke depan jumlah penduduk usia produktif akan terus meningkat.

BACA JUGA: SMK Asy-Syarif Mitra Industri Mulai Dibangun, Begini Harapan Menaker Ida Fauziyah

Di mana tahun 2025, penduduk usia produktif mencapai 197,13 juta penduduk, dan pada tahun 2030 penduduk usia produktif Indonesia diprediksi sudah mencapai 203 juta penduduk.

"Ini benar-benar waktu yang sangat pendek yang tersisa bagi kita untuk menyiapkan bonus yang diberikan Allah ini, bisa enggak kita membawa bonus ini untuk membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju," ujar Menaker Ida Fauziyah mengingatkan.

Oleh karena itu, Menaker Ida terus mendorong kolaborasi dunia pendidikan dan pelatihan vokasi dengan dunia usaha dan industri.

Dia mengungkapkan salah satu kuncinya dalam menghadapi tantangan bonus demografi tersebut adalah terus memperkuat kolaborasi dunia pendidikan dan pelatihan vokasi dengan industri sehingga mampu menyiapkan SDM terampil sesuai kebutuhan industri.

"Agar berbuah manis yang kita siapkan adalah SDM, dan yang tidak boleh lewat adalah kuatnya karakter bangsa sehingga SDM unggul juga memiliki karakter yang kuat," tegasnya. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler