jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri meminta perusahaan-perusahaan di Indonesia melakukan investasi sumber daya manusia (SDM) untuk memperkuat bisnis perusahaan.
Selama ini, masih banyak perusahaan yang menganggap investasi SDM sebagai beban. Padahal, investasi SDM merupakan kunci utama untuk keberlangsungan dan kemajuan bisnis perusahaan.
BACA JUGA: ILO Mengapresiasi Program Desa Migran Produktif
"Investasi SDM dan pengembangan industri harus berjalan paralel. Investasi SDM harus kita genjot dan ekosistem ketenagakerjaan kita harus diperbaiki sehingga memungkinan orang bekerja dan perusahaan berkembang," kata Menaker Hanif saat menghadiri Halal Bihalal dengan Gerakan Nasional Indonesia Kompeten (GNIK), Jumat (22/6).
Menaker menambahkan, di negara-negara Eropa, sekitar 70 persen investasi SDM dilakukan oleh dunia usaha. Investasi SDM harus dipimpin oleh dunia usaha, seperti negara-negara maju di Eropa
BACA JUGA: Indonesia Desak ILO Ikut Mengatasi Pengangguran di Palestina
"Investasi SDM tidak bisa sepenuhnya hanya diserahkan kepada pemerintah. Di Eropa peran swasta dalam investasi SDM sangat besar. Pemerintah hanya memimpin dan mengawal," kata Menaker Hanif.
Dikatakan Menaker Hanif, SDM harus menjadi tumpuan bangsa Indonesia untuk maju, berkembang, dan menjadi negara makmur dan berkeadilan.
BACA JUGA: Brunei dan Indonesia Sepakat Perbaiki Mou Penempatan PMI
"Kita tidak bisa terus menerus mengandalkan SDA karena SDA akan habis dan bisa menimbulkan ketidakadilan antargenerasi. Investasi SDM adalah kunci supaya negara dapat berkembang dengan pesat dan mampu bersaing," ungkap Menaker.
"Oleh karena itu pemerintah menegaskan komitmennya untuk melakukan investasi SDM mulai tahun 2018 dan seterusnya. Untuk itu mulai 2019 Presiden Jokowi menambahkan anggaran untuk pelatihan vokasi di Kemnaker," sambung Menaker Hanif.
Salah satu cara cepat investasi SDM, kata Hanif, adalah melalui pendidikan vokasi dan pemagangan.
Hanif mengatakan, pelatihan vokasi bisa menjadi terobosan agar kompetensi yang dilatih bisa menyesuaikan perubahan karakter industri.
"Dan pemagangan merupakan investasi yang jauh lebih murah daripada merekrut pekerja baru yang kurang berpengalaman," tutur Menaker.
Oleh karena itu, lanjutnya, SDM dan dunia usaha harus berjalan secara berimbang dan saling mendukung.
Apalagi, tegas Menaker Hanif, di era yang berubah dengan sangat cepat seperti saat ini, SDM harus disiapkan secara matang untuk menghadapi perubahan.
"Inovasi sangat penting dilakukan, sehingga para pekerja bisa mengikuti perkembangan zaman," kata Menaker Hanif.
Sehingga, tambahnya, partisipasi dunia usaha sangat penting untuk menyiapkan SDM yang siap terhadap perubahan zaman.
"Saya berterima kasih kepada praktisi SDM yang bersedia mengambil peran tambahan menggenjot perbaikan kualitas SDM Indonesia melalui Gerakan Nasional Indonesia Kompeten," kata Menaker Hanif.
"GNIK menjadi sesuatu yang sangat baik untuk menciptakan kesadaran bagi dunia usaha bagaimana pemagangan diterapkan," ujar Menaker.
Untuk diketahui, GNIK merupakan sebuah organisasi dengan anggota para praktisi SDM di berbagai perusahaan di Indonesia
Ketua GNIK Yunus Triyonggo mengatakan, pihaknya akan melakukan sertifikasi terhadap 2000 praktisi SDM pada tahun 2019 untuk mendukung program pemerintah.
"Para praktisi SDM yang sudah tersertifikasi tersebut diharapkan akan menyelenggarakan pemagangan nasional di perusahaan masing-masing," kata Yunus. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Perjuangkan Jaminan Hak Bagi Korban Bajak Laut
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh